Perlu Dikonfirmasi atau Tidak Ya?

Kamis, 25 Februari 2010

Bagi para peselancar di dunia maya yang sudah merambah berbagai jejaring sosial, making friend menjadi aktivitas yang boleh dibilang wajib. Dan jadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dunia tersebut. Tapi pernahkah diantara para blogger, fesbuker, kompasianer atau er er yang lainnya mengalami kebimbangan untuk mengkonfirmasi permintaan sebuah pertemanan? Mungkin kebimbangan disini lebih tepat kalau dikatakan harus menimbang-nimbang dulu sebelum mengkonfirmasi pertemanan.


Bila kita membuka sebuah jejaring sosial di internet, sebut saja facebook. Dan melihat ada permintaan pertemanan. Yang timbul dalam benak kita, pasti akan merasa senang karena teman kita jadi bertambah. Namun, dalam beberapa kondisi tertentu, terkadang kita menjadi banyak pertimbangan untuk mengkonfirmasi permintaan tersebut. Biasanya hal itu muncul karena kita tidak melihat teman yang sama alias mutual friend di fb-nya atau tanpa rekomendasi dan pesan apapun yang disampaikan. Termasuk apabila orang yang meminta pertemanan itu tidak menampilkan data yang meyakinkan.
Setiap orang pasti punya cara pandang dan alasan yang berbeda ketika akan mengkonfirmasi permintaan pertemanan dari seseorang. Ada yang berpendapat, banyak teman banyak rezeki. Ada yang berpikir, semakin banyak teman semakin meningkatkan nilai prestise fb-nya. Tapi ada juga yang berpendapat, sebaiknya gak usah terlalu banyak teman yang penting bisa saling memberikan nilai manfaat. Mungkin ada juga yang berkomentar, ah, tambah banyak malah tambah pusing lihat status orang. Atau, ada juga yang bilang, paling-paling, itu-itu juga yang sering kontak. Apapun alasannya, semua orang punya hak untuk mengambil keputusan. Adanya sapaan atau pesan sebelum meng-add seseorang memberikan kesan bahwa yang bersangkutan punya cara yang elegan untuk memulai sebuah pertemanan.
Bagi para peselancar di dunia maya yang punya banyak teman, sudah bisa dipastikan ketika akan mengkonfirmasi permintaan pertemanan sedikit sekali punya kesempatan untuk cari tahu. Baik tentang siapa teman-temannya maupun bagaimana latar belakangnya. Yang penting dikonfirmasi saja dulu. Biasanya untuk urusan lain-lainnya belakangan saja setelah dikonfirmasi, toh nanti juga ketahuan orangnya siapa dan seperti apa.
Selektif bukan berarti pilih-pilih teman, kita boleh kenal dan berteman dengan siapa pun. Tapi teman yang punya visi dan misi yang sama pasti harus jadi pilihan. Aa Gym sering memberikan gambaran tentang pertemanan diibaratkan seperti kalau bergaul dengan tukang minyak wangi, kita pasti akan kena imbas jadi wangi. Dan kalau kita bergaul dengan tukang pandai besi, pasti kita akan terkena imbas bau bakaran besi. Itu sebagai sebuah illustrasi yang menggambarkan bahwa teman akan mewarnai tindakan dan cara kita berpikir dan bergaul. Seringkali kita melihat status yang dituliskan di jejaring sosial itu memberikan kesan, kok orang ini banyak mengeluh ya, kok orang ini tulis statusnya mencaci maki terus. Bahkan, seringkali muncul debat kusir yang tiada akhir. Apa yang terpikirkan oleh kita? Jangankan jadi semangat, yang ada malah terkadang jadi ikut mengeluh kalau kita tidak bijak menyikapinya.
Uraian di atas hanya sebuah pemikiran. Yang terpenting adalah niat untuk sebuah pertemanan. Allah akan sangat tahu niat seseorang. Dan Allah akan tunjukkan kepada siapa saja kita akan berteman. Selama niat kita benar, insya Allah akan dituntun selalu bertemu dengan orang-orang yang akan membuat kita jadi lebih baik dan saling memberikan nilai manfaat.
Berpikirlah positif tapi tetap selektif……

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: