Kelola Sampah Langsung dari Sumbernya

Selasa, 23 Februari 2010

Sebesar 70% produksi sampah di Kota Yogyakarta berasal dari rumah tangga. Karenanya Pemkot mengambil kebijakan Pengelolaan Sampah Mandiri sebagai salah satu solusi terbaik untuk mengatasi pertumbuhan sampah perkotaan. Dengan pengelolaan sampah mandiri ini diharapkan dapat dilakukan pemilahan dan pengolahan sampah di setiap rumah tangga.
Hal itu dipaparkan Ir Suyana Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta ketika membuka Diklat Fasilitator Pengelolaan Sampah, di Pasar Ikan Higienis Selasa (23/02). Diklat diikuti sebanyak 120 orang peserta dari warga masyarakat serta aktifis JARIPOLAH (Jaring Pengelola Sampah) Kota Yogyakarta, berlangsung selama 2 hari hingga Rabu. Dengan bekal ketrampilan teknis pengelolaan sampah, diharapkan dari pelatihan ini akan melahirkan fasilitator yang memiliki pengetahuan, memiliki komitmen tinggi dan mampu menggerakkan masyarakat tentang pengelolaan sampah.
isma2010
Suasana Diklat Fasilitator Pengelolaan Sampah, di Pasar Ikan Higienis Selasa (23/02). foto:isma2010
Menurut Suyana, pada tahun 2011 nanti pihaknya mempunyai target paling tidak 50% rumah tangga di Kota Yogyakarta telah dapat mengelola sampah secara mandiri. Untuk itu Pemkot secara bertahap terus memfasilitasi bantuan composer bagi masyarakat agar dapat mengelola sampah mandiri di rumah tangga. Selain itu juga terus dilakukan edukasi bagi masyarakat untuk mendorongnya. Suyana juga berharap adanya peran yang besar dari pihak swasta agar dapat mempercepat proses pemasyarakatan pengelolaan sampah mandiri ini misalnya melalui program CSR (Coorporate Social Responsibility).
isma2010
Produk kerajinan dari sampah karya aktifis JARIPOLAH Yogyakarta yg dipamerkan pd acara Diklat Fasilitator Pengelolaan Sampah, di Pasar Ikan Higienis Selasa (23/02). foto:isma2010
Sementara dijelaskan Dodi PS, aktifis Gerakan Budaya Bersih Yogyakarta, yang mengatakan, Jika setiap anggota masyarakat secara aktif mengelola sampah rumah tangga sebagai wujud tanggungjawabnya, maka jumlah beban sampah di TPA akan jauh berkurang. Jarak rata-rata sumber sampah ke TPA adalah 20 km berlokasi di luar Kota Yogyakarta. Dengan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA, ceceran air sampah yang terjadi selama pengangkutan sampah juga akan berkurang, dan biaya truk serta bahan baker juga akan jauh berkurang.
“Tumpukan sampah bukan hanya mengganggu kesehatan, namun juga mengancam nyawa manusia, seperti pernah terjadi di Leuwigajah 2005 dan Bantargebang 2006 lalu. Kejadian menyedihkan ini tentunya dapat dicegah jika sampah kita kurangi dan diolah semaksimal mungkin mulai dari sumbernya, yang salah satunya adalah rumah kita sendiri,” papar Dodi.
Anjuran Agama tentang Menjaga Lingkungan
  • Islam
“Janganlah merusak di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya. Tapi serulah Ia dengan ketakutan dan kerinduan. Sungguh rahmat Allah dekat kepada orang yang berbuat kebaikan (QS Al A’Raf, 56)
  • Kristen
“Tumbuhlah dan berkembangbiaklah, dan isilah serta taklukkanlah bumi ini, dan kuasailah ikan di laut, dan arus udara, dan segenap makhluk hidup yang bergerak di bumi” (Genesis, Bab awal Perjanjian Lama, ayat 28).
  • Hindu
Agama Hindu menerima konsep bahwa alam adalah ‘Ibu Pertiwi’, ibu dari semua ibu. Hindu memandang alam sebagai guru, yang memperkaya manusia dengan kearifannya.
  • Budha
Sang Budha mengajarkan untuk hidup di jalan yang benar dalam keselarasan dengan alam. Pelestarian alam adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh semua orang. Apabila manusia/masyarakat bertindak tidak bermoral termasuk merusak alam, pasti akan terjadi akibat yang menyebabkan bencana alam.

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: