Facebook Kakek..

Minggu, 28 Februari 2010

Wahid Abdulrahman, Asisten Pengajar FISIP, UNDIP, Semarang, menulis di Kompas, 25 Februari 2010, dihalaman D,Forum. Tentang Facebook, PNS dan Reformasi Birokrasi. Sementara itu tiga hari lalu saya merancang tulisan untuk Kompasiana tentang Facebook juga. Mengutip tulisan pak Wahid diawal tulisannya: ”Eksistensi jejaring social bernama Facebook telah menghadirkan manfaat , setidaknya silaturahmi menjadi lebih simple dalam waktu, beaya dan jarak….” Tetapi kalau Pak Wahid Abdulrahman menandai tulisannya dari fakta tercatat di Kompas tg 20 Januari 2010. : Pemerintah Kabupaten Bantul memblokir situs Facebook di lingkungan kerja Pemda sejak 1 Februari. Sedangkan saya mulai dengan liburan natal 2009 saya, saat mana oleh anak bagi saya dibukakan situs facebook , Kompasiana dan alamat email. Sejak itu aku berkomunikasi dengan anak-anak saya, kemanakan, cucu-cucu kakak-kakak saya dan tentu relasi mereka. Kalau pak Wahid sesuai bidang studi yang digeluti mengupas PNS dan reformasi birokrasi, saya sekedar merenung saja dihari tua saya teknologi informasi masih menyentuh kehidupan saya.
Sebagai sarana komunikasi bagian dari internet ini menyajikan suatu system. Disana orang membuka halaman bagaikan dinding dimana dapat terpampang tulisan kita dan teman-teman. Kita juga dapat saling mengirim pesan, terbuka dan tertutup, bisa saling tulis menulis memberi ucapan atau ungkapan komunikatip timbal-balik langsung, atau catting. Seorang teman memberl gambaran: disana kita dapat berseru, bersenandung, mengeluh, berfalsafah, mengaduh, bersyukur secara sposntan, atau melahirkan buah pikiran sekilas, seperti di gardu peronda.. Dan setiap teman boleh nyeletuk, beri komentar, suka, tidak suka secara bebas.
Mengingat cara dan bentuk yang cukup praktis, singkat padat, maka isi pesan biasanya sangat dekat dengan kehidupan nyata sehari hari. Spontanitas memberi corak kebebasan, tidak harus dari pemikiran terlalu dalam. Tetapi kenyataan sehari hari itu juga memberi gambaran kepribadian nyata dalam ke-sehari-hari-annya. Hall itu memberi corak pertemanan yang spontan tanpa direka yasa. Terjadilah jalinan komunikasi orang-orang seminat, serumpun baik keluarga, orang seasal, dari sekolah, tempat tinggal atau ikatan pemersatu tempoh dulu atau yang baru terbentuk dalam facebook itu sendiri.
Jaringan dapat cepat atau lambat. Frekwensi komunikasi bisa intensip atau mengendor. Begitu sangatt bebas. Maka juga hubungan yang terjalin dapat memberi dampak yang berbeda-beda, dan dapat dengan mudah dikendalikan. Hubungan yang menjurus kepada penyimpangan social dapat dikendalikan Yang terjadi disana sangat tergantung dari kesadaran moral dan tanggung jawab pribadi-pribadi pelaku. Jadi hubungan perselingkuhan, hubungan berlebihan, atau ancam mengancam memang bisa terjadi. Namun semestinya dapat dicegah berdasarkan kebijakan dan kemampuan teknis yang dapat dilakukan. Jadi apabila secara teknis penyalah gunaan dapat dicegah apalagi secara moral pertemanan dapat ditata. Maka facebook sebagai sarana komunikasi tentunya dapat dikendalikan pelakunya. Dengan kata lain alat/saran facebook itu indeferent, dan corak serta sifat pertemanan di facebook tergantung dari rasa tanggungjawab dan moral orangnya.
Kemanfaatan FB terungkap pada beberapa ungkapan didinding yang saya baca antara lain:
a. Seorang kakek mengaku FB menjadi forum dimana kakek bisa memantau anak-anak, kemanakan dan cucu-cucunya. Jadi FB menjadi sarana pendidikan keluarga besar.
b. Seorang dosen pembimbing mendambakan seandainya orang seumur dia mau membuka diri dalam FB dia akan sangat menghargainya dan mengambil manfaat komunikasi tentang banyak hal.
c. Seorang ibu merasa memperoleh kemudahan berkomunikasi dengan sanak saudara tanpa seperti dulu harus cari kertas, amplop, prangko, untuk sekedar menyapa keluarga. FB sebagai sarana komunikasi keluarga lagi.
d. Ada penulis yang selalu menyajikan kata-kata mutiara, pasti lebih bermutu dari pada gambar-gambar porno.
e. Entah dari sumber mana pernah terbaca situs pornografi, semakin kurang diminati setelah ada FB.

Untuk dapat mengakses FB dewasa ini semakin mudah saja: kecuali memiliki computer dirumah sendiri dengan merakitkan modem, bisa melalui jasa Speedy Telkom, atau memanfaatkan warnet. Tetapi sekarang banyak jenis smsrtphone, HP yang biasanya harganya diatas dua juta sudah menjadi pegangan para ibu baik ibu karir maupun ibu rumah tangga. Masih juga ada peluang yang tidak disarankan dan dikutip Bp.Wahid Abdulrahman diatas tadi menggunakan jaringan internet kedinasan. Hal itu hanya mau menunjukkan betapa semakin terbuka dunia ini oleh kemajuan IT. Dan situasi itu harus diimbangi dengan kepedulian masyarakat dan segala unsurnya dengan kecerdasan baik mental maupun akhlak dengan disusunnya rambu-rambu etheisnya. Sekali lagi IT adalah sarana yang indeferen tetapi manusianya yang harus tahu diri…….Begitulah!

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: