1000 Tahun Lalu Tuhan Sudah Tahu Kita Akan Minum Kopi Malam Ini

Rabu, 24 Februari 2010

“Kira-kira seribu tahun lalu Tuhan tau nggak kita akan bertemu malam ini?”

He? Wanita cantik ini langsung membuka pertemuan kali ini dengan pertanyaan. Aku langsung menganggukkan kepala.


“Berarti telah banyak yang dilakukan Tuhan untuk pertemuan kita malam ini. Kalau dilihat dari apa yang ada di meja kita, Tuhan harus melahirkan bill gates dan ribuan ilmuwannya untuk laptop ini, Thomas alfa Edison untuk listriknya. Tuhan juga sudah mempersiapkan kopi dan segala kerumitan perdagangannya. Melahirkan karl marx untuk buku ini”


Wanita di depan aku ini tersenyum, aku segera menambahi

“Dan jangan lupa, Tuhan harus menciptakan Soekarno agar merdeka dan ..”

“Cukup deh, nggak usah dibahas, mari kita bersyukur saja.”

Wanita cantik ini segera memotong kalimat aku. Aku mengangguk dan tersenyum. Dalam benakku, benarkah persiapan Tuhan sedemikian panjang untuk pertemuan malam ini? Alangkah beruntungnya aku. Tuhan tidak pernah kehilangan detil. Tapi ada yang mengganggu pikiranku.

“Berarti Tuhan juga sudah tahu Hitler akan membantai jutaan manusia?”

Wajah cantik ini menghentikan minum kopinya. Aduh, aku jadi menyesal telah mengganggu kenikmatannya.

“Iya, Tuhan tahu. Memang kenapa?”

Duh sorot mata bening ini membuat aku salah tingkah. Segera aku menanggapi untuk mengatasi salah tingkah ini.

“Kok Tuhan membiarkannya. Rasanya ada yang salah”

“Emang yang dikerjakan manusia penting buat Tuhan?”

He? Aku langsung berkerut kening. Siap membantah. Wanita ini tersenyum. Tampaknya sadar ucapannya tidak memuaskan aku. Dia segera meneruskan.

“Manusia mau jungkir balik, mau apapun juga Tuhan tidak melarang. Terserah saja.”

“Lah? Bukannya Tuhan sudah berfirman dalam kitab-kitab melalui nabi-nabinya. Dan menerangkan mana yang boleh dan mana yang enggak”

“Lihat itu”

Wanita cantik menunjuk 4 pemuda di kafe ini dengan botol minuman. Tampaknya mereka mabuk.

“Mereka tetap minum kan? dan Tuhan sudah melarang”

“Dan mereka akan mendapatkan balasannya”

Aku langsung bereaksi dengan pendapatnya. Kembali wanita ini tersenyum sambil mengikat rambut lurusnya.

“Ya itu sudah urusan Tuhan. Hak mutlak Tuhan. Tuhan juga berhak untuk ngasih tahu dan enggak. Jika akhirnya kamu bisa tahu tentang kitab-kitab itu, beruntunglah kamu, emang kamu siapa?”

Aku diam. Membatu dan membisu. Segala hal yang aku pelajari di madrasah seperti hilang begitu saja.

“Tapi kan kita nggak bisa diam dong lihat banyak kekeliruan di depan kita?”

Wanita ini menghela nafas panjang. Dan melihat aku dengan lembut.

“Lakukanlah. Jika menurutmu Tuhan akan tersenyum. Sekali lagi, Tuhan sudah melakukan banyak hal untuk membuat manusia jatuh cinta padaNya”

“Kenapa Tuhan berlaku seperti itu?”

“Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia berhak untuk melakukan apapun. Termasuk membuat sistem seperti ini. Sistem yang sering membuatNya tidak dianggap oleh manusia. Sistem cinta. Tuhan rela dimaki-maki oleh manusia saat mereka susah. Juga rela dilupakan saat manusia senang.”

Aku menundukkan kepala. Kepala yang bebal oleh pengetahuan dangkal. Dan wanita perokok di depanku ini? Ah, sepertinya dia sudah menemukan Tuhan dalam hatinya. Dan mungkin wanita cantik ini dilahirkan untuk memberitahuku. Alangkah beruntungnya aku.

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: