4 dari 8 Kompasianer menilai Menarik.
                                                                                                                                                                       Anisa seorang wanita cantik dan solehah,  kemudian menikah dengan seorang pemuda saleh, Sidiq namanya. Mereka  berdua berasal dari keluarga agamis, terpandang dan mulia. Kedua belah  pihak merasa sangat berbahagia dan bersyukur kepada Allah, karena telah  dikaruniai pasangan yang sesuai dan cocok dengan hati. Hari-hari yang  mereka jalani penuh dengan keceriaan dan kemesraan.
Sidiq kesehariannya bekerja diluar  rumah. Ia berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore hari. Anisah  tinggal dirumah sendirian. Untuk menghibur hati sang istri dan teman  dikala kesepian Sidiq membelikan Anisah komputer. Komputer tersebut  diletakkan didalam kamar dan disambungkan padanya internet. Awalnya  Anisah tidak tahu apa-apa tentang komputer. Sidiqlah yang mengajarkan  cara penggunaan komputer. Hingga pada akhirnya Anisah sudah biasa  menggunakan komputer sendiri dengan baik.
Sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah,  Anisah memanfaatkan waktunya didepan komputer, mengakses berita dan  mengikuti perkembangan dunia Islam. Waktu pun terus berjalan dan  kehidupan mereka tetap harmonis dan tentram. Sehingga sampai pada suatu  hari, Anisah masuk ruang chating dan disanalah ia mulai berkenalan  dengan banyak orang. Awalnya hanya tanya jawab tentang nama, tempat  tinggal, sehingga karena sudah keasyikan pembicaraan menjadi panjang dan  lebar. Telah banyak teman dan kenalan Anisah di ruang chating. Dan  setiap hari sehabis pekerjaan rumah, Anisah lebih banyak menghabiskan  waktunya untuk chating.
Hingga pada suatu ketika, Anisah  berkenalan dengan seorang pemuda di ruang chating, namanya Fatih.  Chating mereka lakukan dengan menggunakan kamera. Sehingga diantara  mereka saling melihat. Awalnya pembicaran mereka hanya berkisar tanya  nama, tempat tinggal dan lainnya. Namun chating ini terus berlangsung  setiap hari. Sehingga timbullah rasa suka dihati Fatih pada Anisah. Ia  mulai bermanis kata dan merayu. Fatih mulai berkata-kata yang membuat  tersentuh hati Anisah. Setan pun tak tinggal diam. Membisikkan kedalam  hati Anisah hal-hal yang tidak baik. Anisah berusaha untuk menolak dan  melawannya. Namun karena mereka chating setiap hari, dengan saling  melihat, akhirnya sedikit demi sedikit timbullah dihati Anisah perasaan  suka pada Fatih. Sebenarnya Fatih menyukai Anisah hanya karena  kecantikan wajahnya saja, rasa suka yang berlandaskan pada hasrat nafsu.  Dan akhirnya Anisah juga terpedaya dengan kata-kata dan ketampanan  Fatih yang menjadi teman chatingnya setiap hari tersebut.
Chating itupun terus berlangsung. Dan  Sidiq tidak menaruh curiga pada Anisah. Karena ia sangat percaya pada  Anisah. Dan Anisah pun sangat pandai menyimpan rahasia. Namun sesuatu  yang busuk bagaimanapun pintar menyimpan akan ketahuan juga baunya.  Akhirnya Sidiq mulai curiga dengan gelagat Anisah, sehingga setelah ia  selidiki akhirnya ia mengetahui bahwa Anisah telah menjalin hubungan  gelap dengan seorang pemuda di ruang chating. Fatih sangat marah dan  akhirnya ia menjual komputer tersebut. Dan memperingatkan Anisah untuk  segera bertobat pada Allah Swt. dan meninggalkan pemuda tersebut. Anisah  pun mengakui kesalahannya.
Namun, karena hati telah diberikan pada  syetan dan hawa nafsu selama ini, Anisah merasa masih sulit  menghilangkan bayangan Fatih dari pikirannya. Hatinya telah terpaut pada  Fatih. Sehingga tanpa diketahui oleh Sidiq, Anisah menghubungi Fatih  lewat telpon. Ia menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya pada Fatih  dan tentang perasaannya pada Fatih. Rupanya Fatih telah berhasil  menjaring mangsanya. Iapun memanfaatkan kesempatan tersebut, ia mulai  merayu dan menggombal. Ia berkata,
“Kalau kamu menyukai dan mencintai saya,  tinggalkanlah suamimu! Minta cerailah darinya! Saya akan datang untuk  melamarmu dan kamu akan hidup tentram dan bahagia dengan saya.”
Anisah yang telah goyah dan lemah  imannya ini mulai terpedaya dengan bujuk rayu dan janji-janji Fatih. Ia  telah dipengaruhi oleh syetan dan nafsu, ia lebih memilih Fatih dari  pada suaminya. Anisah tidak sadar bahwa syetan dan nafsu sedang  menipunya dan ingin menghancurkan dirinya dan kehidupan rumah tangganya.
Akhirnya, Anisah minta cerai pada Sidiq.  Dan terjadilah perceraian yang tidak diharapkan tersebut. Anisah pulang  kerumah orang tuanya. Keluarganya sangat menyesalkan perceraian  tersebut. Dan mulailah Anisah berhubungan dengan Fatih. Fatih sering  datang kerumah Anisah dan terkadang mengajaknya keluar rumah, dengan  mobil mewah yang dimiliki Fatih.
Hari dan minggu terus berganti, namun  Fatih belum juga melamar Anisah. Mereka masih menjalani pacaran. Sampai  pada suatu malam, Fatih mengajak Anisah menginap di sebuah hotel dan  pada malam itu terjadilah perselingkuhan, terjadilah hubungan yang  diharamkan oleh Allah Swt., mereka berzina. Mereka telah dikuasai oleh  hasrat nafsu dan syetan.
Hari dan bulan terus berganti, tapi  Fatih belum juga datang untuk melamar Anisah. Anisah sangat gelisah dan  tidak bisa tenang, ia selalu diberi janji yang tak pasti. Dan sampai  pada suatu hari Fatih berkata pada Anisah,
” Wahai wanita yang hina, apakah engkau  mengira aku akan menikah dengan wanita seperti dirimu, tidak akan  pernah! Aku tidak akan mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu.  Engkau tidak lagi berharga, engkau adalah wanita kotor dan hina, engkau  tidak layak menikah dengan pemuda terpandang seperti diriku. Aku yakin,  kalau sekali sudah berkhianat, kelak engkau berkhianat lagi. Kalaupun  engkau kunikahi, kelak bila engkau bertemu pemuda yang lebih ganteng dan  lebih kaya dariku pasti engkau akan meninggalkan diriku, sebagaimana  engkau telah meninggalkan suami mu yang baik-baik itu. Dan aku tidak mau  hal itu terjadi pada diriku, sekarang pergi engkau dari sisiku! Jangan  temui aku lagi, aku tidak mau lagi melihat mukamu, aku sudah muak dengan  dirimu.”
Anisah pun berlalu pergi dengan membawa  luka mendalam di hatinya. Hidupnya telah hancur. Masa depannya telah  gelap. Ia telah salah selama ini menilai. Ia telah tertipu dan  terpedaya. Penyesalan tidak ada lagi gunanya. Kembali pada suami yang  pertama, tak akan mungkin suaminya mau menerima dengan keadaan dirinya  saat ini, kembali pada keluarganya, ia merasa malu, ia tidak tahu harus  melangkah kemana dan mengadu pada siapa. Hanya kepada Allah Swt.  Mengadukan segala kelukaan dan kesalahan yang dilakukan selama ini.  Anisah telah menyadari kekeliruannya dan sangat menyesal atas apa yang  telah ia lakukan. Tapi, semuanya sudah terlambat.

 
 




 
0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini:
Posting Komentar