Ada Apa dengan Iklan?

Selasa, 23 Februari 2010


Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
Ilustrasi/Admin (Shutterstock)
Memiliki seorang adik adalah hal yang sangat menyenangkan, terutama jika jarak usia terlampau cukup jauh. Seorang adik kecil dapat membawa keramaian dengan celotehnya dan kehangatan dengan tingkah laku yang seakan membuat seluruh penghuni rumah menjadi bahagia.

Hal inilah yang terjadi dalam keluarga saya. Joey adalah adik saya yang paling kecil, berumur lima tahun. Ia terlihat senang bermain dengan kami, keempat kakaknya, walaupun umur Joey dengan kami terpaut cukup jauh. Banyak hal menyenangkan yang biasa kami lakukan dengan Joey. Selain mengajarkan Joey menggunakan komputer, bermain, membaca, menemani ia menonton pun terasa menyenangkan.
Di usia yang masih dalam tahap meniru apa yang dilihatnya, Joey sama dengan anak kecil seumurannya yang suka menonton televisi (TV). Hal yang berbeda adalah Joey tidak begitu suka program-program TV seperti sinetron anak atau film kartun, ia lebih menyukai iklan-iklan yang ditayangkan stasiun televisi.
Saat iklan-iklan kesukaan Joey ditayangkan di TV, Joey akan berlari ke depan TV untuk menyaksikannya, walaupun ia sedang bermain dengan kakak-kakaknya, atau bahkan saat sedang mandi. Setelah iklan itu selesai, dia akan menirukan tingkah laku orang yang ada di iklan tersebut beserta perkataannya. Tidak hanya itu, jika kami ada di dekatnya, dia akan memamerkan tingkah laku orang yang dicontohi sambil tersenyum. Spontan ini membuat kami tidak dapat menahan tawa dan semakin menyayangi Joey.
Beberapa iklan yang ia suka adalah Gery Chocolatos dengan jargon Mammamia Lezatoz, Aqua, Fruit Tea, Kentucky Fried Chicken (KFC), dan Coca-Cola. Hal yang menarik perhatian Joey bukanlah barang yang dipromosikan dalam iklan tersebut, melainkan bunyi, komposisi gambar, dialog, dan gerakan-gerakan tokoh dalam iklan.
Berbicara masalah iklan, di Indonesia sendiri terjadi pro dan kontra masyarakat tentang kehadiran iklan, khususnya iklan anak di TV, baik iklan produk anak maupun iklan produk dewasa yang di dalamnya ada tokoh anak. Menurut sebagian orang, iklan membawa dampak yang buruk kepada anak-anak yang menyaksikannya. Misalnya saja, perilaku tidak wajar dan berlebihan yang dilakukan oleh tokoh dalam iklan, saat sebelum menggunakan produk itu dan saat setelah penggunaan. Banyak iklan produk yang membuat hasil tidak masuk akal, sehingga apabila anak tidak mendapatkan pengawasan dan bimbingan orang dewasa -dalam hal ini orang tua- akan berimajinasi kurang baik. Hal itu pun membuat anak yang masih dalam usia meniru-niru tontonannya akan melakukan hal yang belum tentu baik dan benar, sama dengan tayangan iklan yang dilihatnya. Bukan hanya itu, iklan yang berlebihan akan membawa kebiasaan dan sikap konsumtif pada anak, karena merasa iklan itu benar dan menjadi hal yang harus ia lakukan.
Di sisi lainnya, iklan adalah sarana pembelajaran anak. Bagi Joey dan anak kecil lainnya yang mengalami daya bicaranya cenderung terlambat dibanding anak lain seusianya, iklan TV menjadi media yang baik untuk menambah kosa kata dan melatih lafal penyebutan kata. karena Proses pengenalan kosakata dapat terjadi dengan mudah melalui peniruan, yaitu anak kepada tokoh dalam iklan. Terutama jika gambar dan suara iklan terasa menarik dan memilki ciri khas yang membuat anak mengingat kosakata itu.
Menyadari sisi negatif dan positif dari penayangan iklan TV, semua pihak harus berperan baik dan aktif adalah para orang tua, masyarakat, stasiun televisi, dan pemerintah. Orang tua harus menyadari betapa pentingnya untuk menemani dan membimbing anak saat menonton TV. LSM, termasuk Lembaga Perlindungan Anak (LPA) juga harus meningkatkan kinerjanya semaksimal mungkin dalam mengawasi penanyangan iklan TV yang akan disesuaikan dengan Undang-Undang Penyiaran. Di atas semua itu, para pihak pekerja stasiun TV pun harus bertanggung jawab pada iklan-iklan yang mereka tayangkan. Jika pihak-pihak yang disebutkan dapat menjalankan peran masing-masing dengan tepat dan maksimal, tentu saja anak-anak Indonesia akan menjadi penerus bangsa yang berkembang dengan baik, cerdas, dan berprestasi. Sehingga Indonesia dapat melaju lebih baik menuju Negara adil, makmur, dan sejahtera, tentunya dengan keikutsertaan iklan dalam pembangunan Indonesia.

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: