Cintai Dia Seadanya dan Apa Adanya !

Jumat, 26 Februari 2010

Salah satu dari timbulnya konflik didalam rumah tangga, adalah karena sifat egoist  dimana salah satu pasangan suami istri  ( pasutri ) selalu ingin memaksakan pasangannya menjadi seperti dirinya sendiri.
Jelasnya suami ingin istrinya seperti dia atau istri ingin suaminya seperti dia.  Suami ingin warna favorit istrinya merah seperti warna favorit dirinya  Padahal istri senang dengan warna biru. Istri senang makan sate kambing . Suami senang sate ayam. Nah jadi ribut bila sang istri memaksa agar suami juga harus senang sate kambing. Atau sebaliknya . Akibatnya ya pasti akan terjadi konflik terus. Penyesuaian perbedaan ini bukan tidak mungkin tapi terlalu memaksa dan akan jadi ganjalan sepanjang hubungan suami istri berlangsung .
Memang bukan tidak mungkin pasutri lama lama  bisa memiliki selera yang sama , hobby yang sama ,kebiasaan yang sama , bahkan pikiran yang sama .Tapi membutuhkan waktu .
Tetapi apabila kita lihat fakta kehidupan , mana ada didunia ini orang yang identik . Dengan ibu atau bapak sendiri saja  anak anak sudah berbeda . Bahkan saudara kembar yang katanya identik sering berbeda.
Sebagai orang yang beragama , masa kita lupa  bahwa Tuhan itu tidak goblok  . Tuhan menciptakan manusia berlain lainan  .Tidak pernah sama . Mana ada manusia diciptakan sama . Memang Tuhan bisa kehabisan kreasi  sehingga menciptakan  si A idem dengan si B . Makanya sekarang manusia bisa dibedakan karena sidik jarinya tidak pernah sama . Sekarang jaman DNA . DNA itu selalu  berlainan dengan orang orang yang tidak memiliki pertalian darah yang sama. Manusia yang memliki pertalian darah maka akan memiliki DNA yang sama. Pernah saya baca di Amerika ada pasutri bule punya anak Afro American. Untung ada DNA .Ternyata menurut silsilah keluarga dulu dulunya jaman perbudakan grand grand grand mother nya yang  ah ih oh ah ih oh dengan salah satu budaknya yang mirip Louis Amstrong . Coba bila DNA belum ditemukan mungkin pasangan bule itu akan  cari pasangan baru salah satu Kompasioner .
Kembali kepada soal pasutri yang mempunyai keinginan memaksakan  salah satu harus memiliki segala sesuatu serba sama maka sama saja dengan melakukan onani atau masturbasi pikiran !
Karena itu bila menginginkan suatu hubungan yang langgeng , maka pasangan pasangan suami istri kudu mau menerima pasangan masing masing benar  benar  seadanya dan  apa adanya.
Apakah bisa dan mungkin kita bisa menerima  pasangan hidup kita seadanya dan apa adanya? Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus kembalikan bagaimana Pencipta kita ,Tuhan YME , menciptakan pribadi pribadi kita manusia . Tuhan menciptakan kita manusia ( dan machluk lainnya ) satu dengan lainya selalu berbeda. Bukan cuma itu, kita  juga diberi hak otonomi  memilih jalan hidup masing masing .
Apakah sulit menerima pasangan masing masing seperti apa adanya ? Tidak, bila didasari rasa cinta kasih .
Apakah sebagai ibu dan bapak anak anak anda , bila balita anda lahap menyantap bubur yang diaduk hati sapi yang penuh mengandung gizi , padahal anda sendiri tidak menyukai makanan seperti itu ?
Pasti kita akan bahagia sekali .
Karena itu anda tidak perlu menyukai warna biru  bila pasangan anda memakai  busana berwarna biru kesukaannya .  Tapi bila memang anda mencintai pasangan anda sepenuh hati anda pasti akan merasa senang bahagia melihat pasangan anda begitu berbahagia mengenakan pakaiannya yang berwarna biru .
Kita tidak akan mempunyai kemampuan merubah seseorang agar segalanya selalu sama seperti anda. Memang siap melawan kehendak Tuhan ?
Bicara pengalaman pribadi saya tidak suka petis . Namum tiap kali saya ke Surabaya , pasti saya bawa oleh oleh petis  yang disukai istri saya.  Bila tugas ke Palembang pasti saya bawa oleh oleh pempek terbaik karena anak anak saya menyukainya walaupun saya tidak begitu suka.
Ada hal yang aneh juga bila saya dipesan membelikan oleh oleh busana atau tas atau sepatu oleh istri saya , saya selalu mencarikan motif , model, warna yang saya tidak begitu suka . Biasanya istri saya selalu senang dan mnerasa pas dengan pilihan saya tsb.
Tetapi bila saya bawakan sesuatu yang jadi pilihan dan saya sukai , biasanya tak lama kemudian yang memakainya adalah adik adik saya perempuan.
Begitulah hidup perlu penyesuaian penyesuaian  bila kebahagiaan yang didambakan.

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: