Gerimis tipis makin lama kian menebal. Air langit itu kini membuat tubuhku kesakitan. Motor separuh bayaku berjalan lamat-lamat. Selain takut selip, rantainya yang ringkih beberapa kali menyela perjalananku. Dang..dang..dang, bunyinya.
Aku bertanya pada sang penyapu lantai di antara hujan yang kian deras menerpa tubuhku.
“Mas, bengkel paling deket dari sini di mana ya?”
“Di Terogong, Mas..” jawabnya pendek. Aku tercenung. Waduh, jauh juga ya. Terbayang jarak antara pom bensin ini dan jalan Terogong jadi terasa jauh kala aku harus berjalan kaki menuntun motorku. Jarak yang selama ini tak terasa sering kali aku lalui bersama motorku.
Mungkin pak penyapu lantai itu kasihan melihat aku mematung dengan wajah yang kuyup oleh hujan.
“Mas naik angkot aja ke bunderan sana, nah di belakang pos polisi ada tukang tambal ban. Minta tolong aja sama dia, alatnya lengkap.” Aku tak perlu berpikir panjang lagi, menuruti sarannya. Sambil mengucapkan terima kasih, aku titipkan motorku padanya lalu setengah berlari menghentikan bis mini yang kebetulan lewat.
Hujan makin deras, aku sudah sampai di bunderan Pondok Indah dan menyeberang menuju arah pos polisi. Sampai di sana, aku celingukan mencari tukang tambal ban yang diceritakan pak penyapu lantai tadi. Seseorang yang sedang membaca koran rupanya juga membaca gerak gerikku.
“Cari siapa, Mas?” tanyanya.
“Tambal ban, Pak,” ucapku dengan mulut bergetar kedinginan. Di bawah pohon-pohon besar ini memang hujan agak terhalang, tapi masih cukup untuk membuatku menggigil. Sambil melipat korannya, dia menunjukkan dengan telunjuknya ke sudut yang penuh dengan peralatan tambal ban, “Lagi pergi kayaknya Pak”.
Namun tak lama sesudahnya, dia meralat ucapannya, “O..lagi sholat, Pak..tuh di sana”. Kali ini ia menunjuk seseorang yang tengah khusuk berdiri dengan tangan bersedekap. Detik itu juga aku terkesiap. Di tengah hujan penambal ban itu sholat dengan hanya terlindungi oleh dedaunan lebat milik pohon besar di sekitarnya. Aku mulai bersimpati.
Seseorang yang lain dengan memegang payung di atas kepalanya, mulai bertanya-tanya padaku. Pertanyaan biasa mengenai apa yang terjadi pada motorku. Aku ceritakan singkat padanya. Lalu sambil mengacungkan jempol, dia menunjuk pada penambal ban yang sedang sholat itu, “Orangnya baik, sering orang datang memperbaiki motornya, tapi nggak bisa bayar. Orang-orang itu suka nggak bawa uang karena darurat. Ya udah, mereka akhirnya nggak bayar. Tapi ada juga kok yang kembali untuk membayar”.
Aku mulai tertarik ceritanya. Ia lalu melanjutkan, “Katanya, kalau mereka nggak kembali berarti itu memang bukan rejeki saya”.
“Namanya siapa, Pak?” tanyaku pada lelaki berpayung itu.
“Joko,” sahutnya pendek.
Tak lama aku menunggu Pak Joko menyelesaikan sholatnya. Aku bergegas menemuinya begitu dia berjalan menuju sudut ‘ruang’ kerjanya. Aku ceritakan kondisi motorku dan dia mengajakku berboncengan dengan motornya kembali ke pom bensin tempat aku titipkan motorku.
Pak Joko mulai bekerja dengan masih mengenakan mantel hujan kuningnya. Aku menungguinya berjongkok sambil usil bertanya ini itu. Pak Joko ini rupanya bukan hanya tukang tambal ban. Dia membantu service untuk hal-hal yang sifatnya darurat, begitu katanya.
Menurut Pak Joko rantai motorku sudah harus diafkir. Beruntung Pak Joko membawa rantai serep. Bukan rantai baru memang, tapi masih lebih bagus dibandingkan rantai motorku.
Di sela kesibukannya, aku meminta ijin mengambil gambarnya. ”Oalah, difoto koyok wong penting aja,” begitu komentarnya.
“Pak Joko ini orang yang penting buat saya, coba Bapak nggak bantu saya, gimana saya bisa pulang,” sahut saya.
Ya, seseorang itu menjadi penting bukan karena dia mempunyai titel atau menjadi orang terkenal. Seseorang itu penting karena dia berguna bagi sesama. Tanpa pamrih dan mempunyai harapan berlebih. Seperti Pak Joko ini. Cukup baginya memohon pada Yang Kuasa dan mengamalkan ilmunya. Rejeki akan datang dengan sendirinya. Seperti juga keyakinannya saat mendapati orang yang dibantunya tak bisa membayar. Berarti Tuhan belum memberinya rejeki melalui orang itu. Dan Pak Joko mengikhlaskannya.
0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini:
Posting Komentar