Bisakah Kita Berkomunikasi dengan Allah???

Senin, 08 Maret 2010

Shalat adalah salah satu ritual keagamaan yang paling sering dilakukan oleh orang Muslim. Hal ini karena shalat adalah ibadah rutin yang waktunya sudah ditetapkan oleh syara (wajib muaqqat). Dibalik rutinitas ritual shalat yang merupakan kewajiban ain setiap Muslim itu sebenarnya menyimpan rahasia ilahiah yang begitu dalam. Betapa tidak, tidakkah kita menyadari bahwa ketika kita mendirikan shalat hakikatnya kita sedang melakukan komunikasi langsung dengan Allah. 

Sedikit kita telaah, dalam surat al-Fatihah yang kita baca pada setiap rakaat itu dalam ayat yang ke-5 berbunyi ‘iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin’, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan. Dalam ayat ini digunakan dhomir ‘ka’ yang berarti mutakallim sedang berbicara langsung dengan mukhotob, dan mukhotob yang dimaksud dalam konteks ini adalah ‘Allah SWT’.


Maka konon ketika kita melafalkan ‘alhamdu lillah’ saat itu Allah berkata ‘hamadani ‘abdi (hambaku telah memujiku)’, dan tatkala kita mengucap ‘ar-rahmanir rahim’ kala itu Allah berkata ‘atsna ‘alayy ‘abdi (hambaku telah memujaku)’ dan seterusnya. Artinya ada komunikasi langsung antara hamba dengan tuhannya saat shalat.

Oleh karenya disyaratkan ketika shalat seorang Muslim untuk menunduk penuh rasa khusu’ dan harap akan nikmat tuhan karena saat itu ia sedang berhadapan dengan Allah SWT.

Mafhumnya mukhalafahnya, menjadi makruh apabila kita shalat dengan mengarahkan pandangan tidak pada temapat sujud karena tidak mengagungkan Allah yang kala itu sedang mengawasinya. (Disarikan dari kuliah Tafsir oleh Syeikh Muhammad Sa’ad ad-Dausury di Prodi Syariah FIAI UII).

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: