1000 Kata untuk Seorang Istri yang Lugu

Selasa, 30 Maret 2010

ilustrasi sumber google
ilustrasi sumber google

Manusia suami pasti mendambakan memiliki seorang manusia istri yang bukan saja memenuhi selera hatinya tetapi juga kalau bisa cocok dengan keinginan orang tuanya. Umum mengatakan, carilah istri yang sakinah.
Nah ukuran yang sakinah itu yang seperti apa sich !.  Presepsi saya adalah seorang wanita yang brilijant, seorang yang mahir dalam pembukuan kas rumah tangga, seorang hansip yang menjaga keamanan rumah tangga ( bila perlu dia akan maju digaris depan dalam perselisihan dengan tetangga), seorang ibu guru yang unggul untuk anak-anak, seorang bintang film - porno bagi suaminya,  duta suami  dalam kedudukannya sebagai istri - ibu rumah tangga - menantu serta  compagnon dalam pergaulan.
UU no. 1 /1974 jo PP no.9 / 1975 jo Kompilasi Hukum Islam, menguraikan dengan jelas bagaimana situasi seorang istri dalam neraca juridis hukum.
Tetapi toh, keberadaan seorang istri tidak lebih berbeda dengan seorang Eva / Siti Hawa yang diusir dari taman Eden oleh Tuhan. Mengapa bisa terjadi demikian ?, apakah laki-laki yang selama ini menjadi kunci dari penerus generasi karena sel spermatozoa nya adalah kaum pilihan  Allah !, sedangkan wanita diciptakan sebagai pelengkap laki laki.

Saya perhatikan kaum wanita sudah demikian cerdasnya. Sehingga mereka bukan hanya bisa menilai siapa diri mereka, tetapi juga menuntut hak-hak keberadaannya sebagai manusia.  Dan terus terang saya sangat bangga akan hal ini.  Akan tetapi saya juga harus tidak ke buru senang bila dibelahan dunia ini masih terdapat manusia wanita - istri yang belum berhasil memasang harga dirinya sebagai manusia istri disamping seorang suami.
Bermula dari sebuah ruang sidang, dimana seorang istri mengajukan gugatan terhadap suaminya sendiri dengan tuduhan pemerkosaan .
Jangan heran yaa !, kalau teman-teman berpikir loh koq ada istri yang diperkosa oleh suaminya sendiri.
Pasalnya istri itu sudah mengalami keguguran berkali-kali. Sampai akhirnya ultimatum dokter akhli kandungan adalah istri terlarang untuk mengalami kehamilan kembali demi keselamatan jiwanya.
Hem,….
Amar gugatan istri karena suaminya menetapkan peraturan sepihak untuk sebuah kehamilan, yang dianggap oleh istri sebagai tidak berperi kemanusiaan. Peraturan ini sebagai berikut;
-  Hari ini bersetubuh untuk kuping sebelah kiri bayi, besok untuk kuping sebelah kanan, dan besoknya lagi untuk hidungnya, belum lagi lobang hidung, hari yang lain untuk mata kirinya dan selanjutnya untuk mata kanannya. Demikian suami membuat daftar persetubuhan yang harus dilakukan memenuhi kelengkapan anatomi seorang manusia.
Wah ! pikir saya,  ke-enakan bener nich suami.  Untuk memenuhi selera libidonya dia mengibuli istrinya sendiri dengan daftar anatomi tubuh manusia dalam aktifitas seks.  Minta ampun !.   Enak di suami, tersiksa di pihak istri dong.  Imajinasi saya lari ke anatomi bagaimana dengan helai rambut !, pastinya banyak kan, nah bisa dibayangkan. Barangkali waktu 34 minggu masa kehamilan belum akan cukup untuk daftar persetubuhan ini.  ck,…ck,….sangat brilijant ide  si suami.
Melihat tragedi diatas, saya ingin menulis betapa pentingnya informasi tentang pendidikan seks sejak usia akilbaliq.  Tujuannya adalah agar tidak terjadi kesimpang siuran makna perkawinan dalam hubungan suami istri pada umumnya, dan informasi seks yang mendidik bagi kaum remaja dalam mengenali anatomi tubuh mereka. Sehingga mereka tidak menjadi korban dari manipulasi kehendak sepihak.
Dan seorang istri,  juga seorang suami berhak untuk menyampaikan pendapatnya tentang persetubuhan suami istri yang bagaimana yang paling cocok sebagai variasi.  Tidak ada salahnya kan kalau seorang istri akan meralat bahwa doggystyle sangat tidak nyaman atau woman on top paling sreg dsb.
Hal ini disebabkan dalam peraturan-peraturan hukum diatas, tidak ada satu pasal pun yang mengatur bagaimana hubungan badan/ persetubuhan suami istri yang baik.  Hal-hal yang terakhir ini hanya merupakan hukum yang tidak tertulis. Sebuah peraturan yang disampaikan dalam norma-norma kehidupan yang plus segi positif dan negatifnya.  Kamasutra mungkin itu yang paling tepat.
Dengan demikan wahai  para suami, didiklah istri kalian dengan amanah yang baik sesuai dengan apa yang agama dan norma-norma anjurkan, dan bukan menjerumuskannya sebagai pelengkap dalam memenuhi selera birahi libido.  Biarkan istri menjadi istri yang sakinah dalam arti yang sebenarnya.

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: