Mobil ke Masjid dan Shalat Berjamaah

Senin, 08 Maret 2010



Kalau melihat orang yang shalat di atas kursi, bersandar, pake tongkat, duduk di atas lantai barangkali sudah biasa kita jumpai di masjid-masjid. Pemandangan yang cukup menggugah rasa syukur dan mengajak saya untuk lebih giat lagi beribadah adalah shalatnya seseorang diatas sebuah kursi roda mesin. Dari kondisi itu, dapat ditebak kalau dia seorang yang lumpuh dan tidak mampu bergerak lebih leluasa. Kursi roda yang ia digunakan memang terbilang modern layaknya sebuah mobil sehingga tidak membutuhkan papahan dari orang lain. Kesamaanya juga tampak dengan sebuah satu stir kecil kecil sebelah kanan dan empat roda yang ia miliki.

Akan tetapi, bukan kendaraannya yang membuat saya simpati dan salut, namun semangat ibadahnya yang luar biasa itulah yang sangat menggugah rasa syukur saya. Tidak hanya itu, saya juga kagum dengan kekonsistennya menghadiri shalat berjamaah dan menempati shaf pertama, kendatipun sudah lumpuh dan berbekal kursi roda mesin. Walaupun pada hakekatnya ia telah mendapat rukhshah -konspensasi- untuk melaksanakan shalat di rumahnya, karena kondisi lemah (Al-Baqarah [2]: 286). Tapi tidak, mereka terus menjawab panggilan Allah tepat waktu dan melaksanaknya di atas kendaraanya. Rukuk, sujud dengan mengangkat dan menundukan kepalanya.
 
Sehabis shalat Isya tadi, saya sempat memperhatian sosok hamba yang tangguh itu, ia keluar sendiri tanpa dibimbing seorang pun. Saya mempunya keyakinan kalau rumah cukup jauh dari masjid. Mandiri. Beruhasa beribadah tanpa bantuan orang lain. Bukan sama dengan ibadah Rasulullah (lihat: sirah). Akan tetapi, ia tetap berbekal sebuah ponsel barangkali ia gunakan kalau memang saat mendesak.

Kalau Jumat saya melihat lebih banyak lagi jejeran mobil itu, baik di shaf pertama mau pun shaf belakang. Kondisi kelumpuhan mereka tidak sedikit melunturkan semangat untuk meniggalkan shalat berjamaah di masjid, Apalagi seorang laki-laki tidak ada yang menghalanginya untuk tidak shalat selama masih berakal sehat. Lantas bagaimanakah dengan kita, apakah menunggu kaki itu lesu, lumpuh, strock dan tangan kita tidak bergerak lagi untuk menjawab panggilan-Nya lima kali sehari. Semoga dapat belajar dari ini semua dan tergugah untuk memperbaiki ibadah kita kepada-Nya…..

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: