Kebutuhan hidup berkaitan dengan materi, rasanya tak akan pernah berakhir. Ia ada seiring sejalan dengan usia kita. Tidak sedikit orang bekerja dengan gaji lima ratus rupiah, delapan ratus rupiah, satu juta rupiah, dua juta rupiah,dll, dsb. Bahkan semua itu yang ada hanyalah kurang dan kurang. Tak ada yang salah dengan berapa banyak uang yang kita miliki, dengan penghasilan yang tinggi tentunya akan jauh lebih baik. Tetapi, apakah itu semua menjamin kebahagiaan hidup? Jangan-jangan kita menjadi budak kebutuhan? Mari, berteduh di Kotagede sejenak…
Ratusan tahun keluarga Tris(51) mengabdikan diri pada Kraton Ngayogyakarta hadiningrat dengan menjaga kompleks pemakaman raja-raja Kotagede. Apa yang melatarbelakanginya? Berawaldari perintah Panembahan Senopati kepada pendahulu keluarga beliau ratusan tahun silam yang mengatakan “Ngapurih Lahir lan batin” kurnag lebih artinya begini, disuruh berbakti kepada Panembahan Senopati saat masih hidup sampai akhir hayatnya, walaupun sang raja telah meninggal, keturunannya masih tetap mengabdi.
“Apa untungnya mengabdi?”
“Yang pasti saya beserta pendahulu-pendahulu mengabdikan diri disini bukan untuk bekerja. Bekerja dengan mengabdi berbeda, bedanya, bekerja itu pamrihnya imbalan, wujudnya apa? Uang, jelas tho? Kalau mengabdi itu tak ada pamrihnya, jika ingin membantu, jika ingin menolong siapapun itu, ya tanpa menginginkan imbalan, kalau ada ya diterima dengan syukur, kalau tidak ya ndak apa-apa. Biarlah Tuhan yang menggantikannya. Ganti dari Tuhan itu jauh melebihi apapun juga.
Disini saya tidak mencari uang melainkan mencari ketenangan, mencari rasa tentram. Dengan ketenangan kita melihat dunia lebih jernih, Kalau hati serta pikiran jernih melakukan apapun pasti akan terang, jika terang bukankah itu yang kita inginkan? Enak terang atau gelap?” tutur beliau dengan senyum.
Bagaimana menurut Anda?
Salam sukses
0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini:
Posting Komentar