Sebuah Cerita Tentang Kehilangan

Selasa, 02 Maret 2010

Hilang dan tumbuh bagaikan Kupu-kupu
Hilang dan tumbuh bagaikan Kupu-kupu

*****
Ketika aku sedang tilawah ba’da shubuh, salah seorang sahabat ringkuh mencari hp-nya yang tidak ada. Lenyap entah kemana, aku cuek saja, secara laptop dan hp-ku masih setia menemani di samping. Masa bodohlah ku pikir, palingan salah satu teman yang lain sedang mengerjainnya, siapa tahu dia sedang ulang tahun pada hari itu. Sialnya, di siang hari, di siang hari aku baru tahu ternyata warga bawah rumah juga telah kehilangan dua buah laptop dan tiga buah Hp, dan mereka tidak mau cerita. Dan ternyata kontrakan kami telah kecurian tadi malam dan aku baru sadar di sore harinya? Parah!
******

Ketika kelas 3 SMA, dengan cerobohnya aku memarkir motor bukan pada tempatnya. Maklum, malas bayar parker. Soalnya cuma pengen belanja sebentar di mini-market. Apesnya, baru ditinggal 5 menit, duerr…. Motor fos1-zr kesayangan telah lenyap. Padahal motor yang selalu membersamaiku mengarungi balapan jalanan baru saja di service dan siap melanjutkan turnya. Berkat doa tak kenal lelah, motor itu tak rela menjauh dariku. Beberapa bulan kemudian, motor tersebut kembali ke pangkuan setelah sang pencuri mendapatkan motor lain yang lebih pakem, dan motorku ditinggalkan begitu saja usai aksi pencuriannya.
******
Pagi itu aku datang seperti biasa saja ke sekolah, tepat 5 menit sebelum bel berbunyi, aku telah memarkir motor. Seorang teman tergopoh-gopoh menepuk pundakku, “Mom baru saja meninggal tadi pagi.” Innalillahi, padahal baru sehari sebelumnya aku dan teman-teman lain menjenguknya dan keadaannya juga sehat setelah operasi. Air matapun mulai memenuhi rongga-rongga mataku, dan akhirnya segera kutumpahkan di mushalla, ketika aku bermunajat kepada Allah agar almarhumah yang telah ku anggap sebagai ibuku sendiri agar diterima di sisiNya dalam keadaan yang baik. Meskipun kami tahu, hal itu disebabkan oleh kelalaian rumah sakit yang tidak benar dalam penangan penyakitnya. Sakit memang.
******
Inilah hari perpisahan ketika kami telah lulus SMA. Saat itu aku menunggu seseorang, menunggu saat yang tepat untuk menyatakan perpisahan. Engkau ke Jogja dan aku ke Jakarta. Untuk sementara ini, harus ku lupakan dulu senyum manis itu. Ternyata engkau mendahuluiku untuk menyatakannya, dan begitulah bahasa hati, tak perlu kata-kata. Kelu… Embun-embun yang menyejukkan mata kala menatapmu, ku abadikan dalam memori itu. Ku rebut jari-jari manismu, ku kecup dalam, ku lekat erat wajahmu. Ku palingkan, dan kitapun berpisah.
******
Berat memang untuk membahasakan arti sebuah kehilangan. Tapi nostalgia itu terasa indah ketika kita mengikhlaskannya pergi dan berusaha untuk mendapatkan gantinya yang lebih baik.
*Untuk seniorku yang kehilangan laptopnya, bersabarlah, meskipun skripsi-skripsi kalian tertuang di dalamnya, masih banyak jalan menuju Roma. Mungkin dengan ini, Tuhan ingin menggantinya dengan mempermudah jalan kalian untuk mencapai titik wisuda nanti.
*Untuk “Mom Heny” alm. Lihat mom, anak didikmu ini sekarang sudah tinggi lho, 178 cm! Berkat doa orang teraniaya! Hehe…J
*Untuk motor Yamaha yang telah terjual, jadilah motor yang baik, jangan suka kebut-kebutan lagi ya!
*Oh ya, untuk seseorang yang pernah memahat namanya dalam memori hati. Apa kabar? Beberapa kali aku ke jogja, kita selalu berada di kesibukkan masing-masing. Salam ya buat orang tua mu. Anak gadis ga boleh cengeng ya ketika jauh dari orang tua. Ingat, dirimu seekor Leo!

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: