Melacak Jejak Babirusa di Nantu

Selasa, 02 Maret 2010


Babirusa di SMS Nantu
Babirusa di SMS Nantu
Melihat Babirusa di habitat aslinya? Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan bagi saya. Meski sempat gentar juga pada awalnya ketika seorang teman memperingatkan tentang kemungkinan dikejar Babirusa.
Pagi itu matahari bersinar cerah. Syukurlah…semoga cuaca tetap bersahabat sepanjang hari. Hari ini kami akan mengunjungi Suaka Marga Satwa Nantu yang merupakan habitat Babirusa dan Anoa. Babirusa adalah satwa endemik yang hanya ada di Sulawesi dan sekitarnya. Babirusa (Babyrousa babyrussa) memiliki tubuh seperti babi dengan dua pasang taring panjang melengkung ke arah muka. Taring yang sepasang tumbuh menembus langit-langit rahang atas dan melengkung balik di atas mata. Jenis mamalia ini tidak makan umbi-umbian, melainkan makan buah-buahan yang jatuh. Tidak seperti babi pada umumnya, babi rusa hanya melahirkan 1-2 ekor anak yang pertumbuhannya sangat lambat.

Sebuah ketinting (perahu kecil) telah menunggu rombongan kami di tepi Dutula (Sungai) Paguyaman, tepatnya di Desa Mohiyolo Kec. Paguyaman, Kabupaten Bualemo . Dutula Paguyaman merupakan salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk mencapai SMS Nantu. Jalur lain yang dapat ditempuh yaitu bermobil melalui Desa Saritani, Kabupaten Bualemo dilanjutkan berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju pos SMS Nantu.
Kami berperahu melawan arus sungai ke arah hulu. Sebelum berangkat kami telah diperingatkan terlebih dahulu bahwa ketinting yang kami gunakan tersebut menggunakan bahan bakar bensin dan keringat. Maksudnya, apabila nanti ketinting melalui bagian sungai yang dangkal dan akhirnya kandas, maka kami harus rela turun dan mendorong ketinting tersebut hingga ke tempat yang cukup dalam sehingga mesin yang ditempel pada ketinting dapat berfungsi kembali.
Mendorong ketinting yang kandas di Dutula Paguyaman
Mendorong ketinting yang kandas di Dutula Paguyaman
Sepanjang perjalanan mengarungi Dutula Paguyaman kami disuguhi aneka pemandangan menarik. Bukit-bukit hijau, ladang jagung, penduduk yang tengah mencari emas disungai, dan aneka jenis burung menjadi tontonan disepanjang sungai. Saat tengah menikmati panorama Dutula Paguyaman dan sesekali membidikan kamera pada burung-burung cantik yang berseliweran, tiba-tiba kedubraaak… lunas ketinting kandas di dasar sungai. Terpaksa beberapa orang diantara kami turun ke sungai untuk mendorong ketinting. Belum terlalu jauh melaju, lagi-lagi ketinting kami kandas. Rupanya kali ini bagian yang dangkal cukup luas sehingga semua orang harus turun ke sungai untuk mendorong ketinting.
Setelah hampir dua jam menyusuri sungai dengan banyak mendorong ketinting di segmen terakhir perjalanan dan terpanggang terik matahari, kami tiba di kawasan SMS Nantu tepatnya di Pos Adudu. Setelah melapor di pos yang dijaga oleh petugas dari BKSDA Manado dan Brimob, bersama seorang petugas kami menembus belantara hutan tropis Sulawesi yang banyak ditumbuhi tanaman agathis, nyatoh, rotan, dll. Tujuan utama kami adalah kubangan babirusa untuk mengamati aktivitas satwa ini di habitat aslinya.
Pos pengamatan babirusa di dalam SMS Nantu
Pos pengamatan babirusa di dalam SMS Nantu
Kubangan ini berupa lahan terbuka yang dikelilingi pepohonan dan di tengah lokasi terdapat sumber air panas. Lokasi ini merupakan tempat berkumpul hewan-hewan unik dan langka seperti babirusa dan anoa. Pada waktu-waktu tertentu (jam 10.00 dan jam 15.00), di kubangan tersebut kita dapat mengamati kehidupan babirusa seperti minum, bercengkerama, dan menjilati tanah di kubangan. Babirusa menjilati tanah yang kaya mineral di kubangan itu untuk menetralisir racun buah pangi yang mereka makan.
Seekor anak babirusa tengah bermain di kubangan
Seekor anak babirusa tengah bermain di kubangan
Lima ekor babirusa berhasil kami temui di Suaka Marga Satwa Nantu sebelum akhirnya mereka kabur dari areal sekitar kubangan karena mengetahui keberadaan kami. Puas rasanya bisa mengamati Babirusa-babirusa yang asyik di kubangan meski sambil berdesak-desakan di gubuk pengamatan yang kecil. Ada dua gubuk pengamatan di sekitar kubangan, yang pertama letaknya tinggi di atas tanah sedangkan yang kedua tepat di atas permukaan tanah. Gubuk-gubuk ini letaknya agak tersembunyi di balik rimbunan semak dan hanya disertai lubang kecil untuk mengintip babirusa. Karena babirusa sangat sensitif terhadap manusia, selama mengamati kami dilarang bersuara. Mendengar sedikit saja suara-suara mencurigakan babirusa tersebut akan kabur.
Seperti hutan-hutan lain di Indonesia, kawasan SMS Nantu juga tidak luput dari ancaman penjarah hutan. Illegal logging yang marak terjadi menjadi ancaman serius bagi keberadaan aneka satwa di kawasan ini, termasuk Babirusa. Kita tentunya tidak ingin anak cucu kita nantinya mengenal babirusa hanya dari fosil, foto maupun video karena babirusa hanya tinggal sejarah. Melindungi Babirusa tak akan berhasil jika tidak diikuti dengan konservasi habitatnya, yang artinya juga mengonservasi hutan secara umum beserta isinya.
Tim BUSER (Berburu Babirusa Seru)Tim BUSER (Berburu Babirusa Seru)

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: