mata.indonesiaku: Nonton Ngaben di Bali

Selasa, 02 Maret 2010

photos by Janu Dewandaru
photos by Janu Dewandaru



photos by Janu Dewandaru
Setiap yang hidup suatu saat akan kembali. Menyatu kembali dengan semesta dari mana ia dulu menjadi. Udara, tanah, air, api dan ruang semesta besar. Diri ini, jagad kecil, suatu ketika nanti akan kembali menyatu ke dalam jagad besar. Tubuh akan sirna, namuh ia hanyalah rumah sementara bagi atman sang ruh abadi. Sebelum kembali mensuci dalam kesatuan dengan Yang Maha Mencipta.
Inilah saat menghapus air mata, karena di hari ini ruh terbebas dari belenggu jasadi dan menjadi suci kembali. Inilah saat pengaben, saat melepaskan semua ikatan dan menghantarkan sang atman dengan iringan saron dan gambang. Berselimut kain suci terbaik, rurub kajeng dan bentangan putih kain lancingan yang digenggam oleh sanak saudara yang mencinta.

photos by Janu Dewandaru
photos by Janu Dewandaru
Inilah saat pengaben, ketika bade beratap lima, tujuh, sembilan atau sebelas….yang didirikan di atas Badawang Nala, sang penyu raksasa pembawa bumi, diarak menuju lokasi pembakaran. Inilah saat ikatan-ikatan duniawi bersimbol dua naga, Naga Basuki dan Naga Anantaboga dilepaskan untuk terbang menuju kemurnian.



Sapi suci dari kayu telah didirikan. Kendaraan suci Dewa Siwa, sang Wajah manifestasi KeMahakuasaan Tuhan dalam menghentikan waktu kehidupan, proses penghancuran dan penguasa prosesi perjalanan ruh. Di dalam perutnya yang berlapis kertas putih dan kuning emas, dengan hiasan cermin dan manik-manik indah berkilauan, jasad dibaringkan. Kain terbaik, pakaian terindah, ukur, perhiasan dan sajian kemudian dimasukkan ke dalam perut keranda dan akhirnya diselimuti dengan kain rurub kajeng yang telah disucikan. Dan api dinyalakan…..
LIdah api mulai menjalar menyelimuti, membakar lapisan kertas putih dan kuning emas. Apinya membumbung tinggi, menjilati udara dan menebarkan hawa panas ke sekitarnya. Lidah api semakin ramai menyelimuti seluruh tubuh Sapi Suci, membakarnya dan uap panas membawa serta seluruh yang bisa terbakar termasuk jasad di dalam perutnya. Suara kayu yang meledak-ledak dipecah panasnya api. Suara yang menggeretak dari tulang yang dilahap panasnya api. Waktu berjalan dan pembakaran sempurna menghabiskan semuanya. Tak ada lagi yang tersisa.
photo by Janu Dewandaru
.
photo by Janu DewandaruPada akhirnya nanti, abu dikumpulkan dalam tempat indah berhiaskan janur kuning. Untuk dibawa ke tengah laut dan disebarkan di sana. Setiap butiran abu melebur dalam air laut yang meluas dan mensucikan. Setiap butiran keburukan kini tersucikan. Maka kini ruh siap menjalani prosesinya yang berikutnya. Karena semua unsur dari mana kita menjadi kini semuanya telah kembali ke asalnya.
Udara, tanah, api, air dan ruang semesta….
..
Lokasi: Ubud, Bali, Indonesia
Foto-foto oleh Janu Dewandaru.
Diabadikan dengan Digital Camera Canon EOS 5D


0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: