Kejamnya Rokok!..

Jumat, 05 Maret 2010

Sore ini saya menerima kunjungan 3 orang pasien, satu kelurga, bapak, Ibu dan anak. Semua dengan keluhan utama yang sama yaitu batuk dan sesak  yang sudah cukup lama.

Sang Bapak, umur 53 tahun, mengeluh  batuk, sesak, nyeri dada dan penurunan berat badan. Pada pelacakan diagnosis ternyata menderita keganasan  paru sebelah kanan. Ibu, 49 tahun, mengeluh batuk, nafas sesak sekali, akftitas sedikitpun sudah sesak. Bahkan tidurpun tidak bisa lagi berbaring, harus duduk menunduk kedepan. Pada pelacakan diagnosis, Ibu menderita penyakit paru obstruktif menahun ( kronis) , dengan gejala utama sesak nafas pada waktu aktifitas dan pada tahap lanjut dalam posisi dudukpun akan sesak. Sang Anak, laki-laki sekitar 30 tahun juga mengeluh batuk, sesak nafas. Pada pelacakan diagnosis menderita bronchitis kronis,

Pasien berasal dari suatu desa di tepi pantai berkerja sabagai petani dan nelayan. Menurut pengamatan saya, lebih dari 80 %penduduk dewasa, baik  laki-laki maupun perempuan  di desa ini adalah perokok, dan kebiasaan merokok sudah dimulai sejak remaja. Sang Bapak juga punya riwayat merokok berat sejak usia sekolah dasar. Sang Ibu merokok tidak berapa lama setelah kawin dengan suaminya. Sang Anak juga sudah merokok sejak usia sekolah dasar. Melihat kondisi sang Ayah, harapan hidupnya mungkin hanya tinggal beberapa bulan ke depan. Disamping tidak punya biaya, prognosis kanker paru kalau sudah seperti itu sangat jelek. Dia juga tidak mampu lagi berkerja. Sang Ibu juga demikian, yang seharusnya mengurus keluarga, dengan penyakit yang dideritanya sekarang, jangankan untuk mengurus keluarga, mengurus dirinya sendiri tidak bisa. Sang anak yang berusia 30 tahun, kalau tetap merokok seperti sekarang, saya yakin, dalam beberapa tahun ke depan juga akan mengalami hal yang sama.


Melihat kondisi bapak, Ibu, dan anak ini, saya sangat terenyuh. Mereka yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga, sekarang tidak dapat melakukan apa2, yang harusnya masih  produktif malah menjadi beban keluarga. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana nasib 3 anaknya yang lain.

Tiga orang pasien yang kebetulan satu keluarga ini adalah gambaran  ribuan bahkan jutaan pasien lain dengan kondisi dan penyakit yang sama di Indonesia. Menurut penelitian WHO pada Tahun 2001 lebih dari 1,3 juta kasus kanker paru di seluruh dunia dengan kematian lebih dari 1,1 juta. Saya belum mendapatkan angka kejadian kanker paru di Indonesiai, menurut saya cukup tinggi (diperkirakan lebih dari 170.000 kasus baru setiap tahun) . Apa lagi Indonesia adalah konsumen rokok terbesar no 5 di dunia ( lebih dari 200 miliar batang rokok setiap tahunnya dihisap) setelah Jepang, Rusia,Amerika dan Cina. Sementara di Negara lain seperti Amerika ada kecendrungan penurunan konsumsi rokok, di Indonesia malah, semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sebagai seorang dokter, saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Apakah ini akan tetap kita biarkan? Harusnya ada keberanian untuk membuat aturan yang lebih tegas tentang rokok ini. Masalah rokok tidak hanya maslah petani tembakau, masalah konglomerat yang mempunyai industri rokok, tetapi juga rakyat banyak yang harus menderita dan mati secara prematur .Bahkan, secara ekonomis, rokok dengan segala akibatnya menurut mentri kesehatan membebani masyarakat dan negara lebih dari 22 trliun pertahun, jumlah yang sangat besar.

Tingginya konsumsi rokok di Indonesia kemungkinan ada hubungannya dengan pengetahuan masyarakat tentang bahaya rokok yang masih sangat kurang, sementara iklan rokok sangat bombastis. Dimana-mana kita bisa menemukan iklan rokok. Di tepi jalan, di tempat-tempat umum, di semua media termasuk televisi dan bahkan di sekitar lingungan sekolah bertebaran iklan rokok. Perusahaan rokokpun menjadi sponsor banyak kegiatan, tertutama kegiatan yang berkaitan dengan remaja. Rokokpun dibagi-bagi secara gratis pada waktu-waktu tertentu. Akibat iklan rokok ada stigma di kalangan anak muda dan remaja bahwa merokok itu gaul, gagah, hebat. Heran juga apa gaulnya?..apa hebatnya?.. untuk membeli rokokpun mereka minta uang kepada orang tua!..

Setiap tahun jutaan saudara-saudara kita meninggal akibat langsung atau tidak langsung rokok, trliunan rupiah menjadi beban ekonomi akibat rokok, belum lagi beban sosial lainya. Kejam memang rokok itu!……,menjadi pembunuh yang kebanyakan kita tidak menyadarinya, tetapi lebih kejam lagi para pihak dibalik pembuat kebijakan yang membiarkan ini terjadi.

Salam Sehat

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: