Kawan pak Begog yang bernama AHMAD SUKATANYA taat beribadah dan ia ingin umur panjang. Setiap habis sholat Ahmad Sukatanya khusyuk berdoa. Selesai berdoa membaca Qur’an atau buku2 tentang pengetahuan agama.
Pada suatu saat ia menerenungi ayat yang artinya: “Berdoalah padaKu maka akan kuperkenankan doamu”.
Ayat ini di renunginya dalam2. Timbullah di benak Ahmad Sukatanya permohonan yang sangat banyak antara lain, ia ingin meninggal dalam keadaan yang baik, tidak menimbulkan fitnah sesudah matinya. Oleh kerananya setiap doanya selalu ia lengkapi dengan doa sbb: “Ya Allah jangan engkau matikan aku selagi aku masih punya hutang”.
Tapi kemudian Ahmad Sukatanya punya pikiran nakal. Dia ingin punya umur panjang. Dia yakin betul doanya diijabah Allah Swt. Dia yakin betul Allah tidak akan mematikan dirinya selama dia masih punya hutang. Tapi keyakinannya disalah gunakan. Oleh karena dia ingin punya umur panjang, Ahmad Sukatanya mulai gemar berhutang. Dengan asumsi selama dia punya hutang, Allah tidak akan mematikannya.
Sejak punya pikiran seperti itu, Ahmad Sukatanya secara konsisten mengkondisikan diri selalu berhutang. Ia berhutang kepada B untuk melunasi hutang kepada si A. Kemudian berhutang kepada C untuk melunasi hutang kepada B. Dan seterusnya dan seterusnya, sampai kembali berhutang lagi kepada si A untuk melunasi hutangnya kepada Z
Namun Ahmad Sukatanya lupa takdir yang telah di tetapkan Allah tidak bisa dirubah. Pena sudah diangkat, tintapun sudah mengering, maka tulisan tak bisa dirubah. Ahmad Sukatanya lupa bahwa sejak ruhnya ditiupkan ke janin dalam rahim ibunya, takdir sudah ditetapkam. Rizki, jodoh dan mautnya sudah ditetapkan. Dengan akal dan usaha apapun, sesungguhnya kita semua tidak bisa menghindar dari suratan yang telah ditetapkan. Tidak kecuali saudara kita Ahmad Sukatanya.
Pada suatu hari Ahmad Sukatanya datang ke keluarga A untuk berhutang. Karena hari itu adalah hari jatuh tempo hutangnya kepada Z. Sepulang dari rumah A, Ahmad Sukatanya langsung ke rumah Z untuk melunasi hutangnya. Soal membayar hutang dia memang kesohor selalu tepat waktu. Hal ini yang membuat sahabat2nya percaya dan sukahati meberi hutangan.
Namun sepeninggal Ahmad Sukatanya dari berhutang kepada A tadi, istri A bincang2 dengan suaminya.
Istri : “Pak, selama sekian belas tahun ini saya perhatikan, Pak Ahmad Sukatanya itu setiap datang kemari kok selalu berhutang atau membayar hutang”
A : “Iya sih. Tapi orangnya kan bisa dipercaya dan hutangnya selalu beres”
Istri : “Ya sudah lah pak, hutang Pak Ahmad Sukatanya yang barusan ikhlaskan saja. Disedekahkan saja biar nggak menjadi beban pikiran dia. Toh dia sahabat karib bapak”.
A : “Aku juga punya pikiran begitu Bu”
Istri : “Tunggu apa lagi. SMS saja pak kabarkan bahwa hutangnya tadi nggak usah dipikirkan pengembaliannya. Sudah di ikhlaskan untuk dia. Biar senang dia”.
Sepulang membayar hutang kepada Z, HP Ahmad Sukatanya bunyi. SMS masuk. Isi SMS keluarga A membebaskan segala tanggungan hutang Ahmad Sukatanya.
Allah maha adil, Allah maha menepati janji, Allah maha mengabulkan doa hambanya.
Setelah membaca SMS, Ahmad Sukatanya kena serangan jantung dan meninggal dunia. Dia meninggal dunia dalam keadaan TIDAK PUNYA HUTANG sebagaimana doanya selama ini.
0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini:
Posting Komentar