Titanic, Hanya Sebuah Pengingat

Rabu, 14 April 2010


Tragedi karamnya kapal pesiar Titanic pada 14/15 April 1912, adalah sebuah tanda pengingat bagi manusia. Pengingat akan keterbatasan dan sekaligus kepongahan manusia.
Mengenai kronologis terjadinya bencana tersebut, kalian bisa mencari sumber lain untuk mendapatkan informasi yang sangat akurat. Mengenai gambaran kapal tersebut, bagaimana interiornya, berapa jumlah penumpangnya, berapa harga tiketnya, dst, Anda juga bisa mencari informasinya di tempat lain.
Kawan, saya hanya ingin mengajak kalian untuk mawas diri, bercermin dari karamnya kapal pesiar termewah pada zamannya tersebut.
Mungkin kita masih ingat bagaimana tragedy itu diangkat ke layar lebar pada tahun 1997. Film yang dibintangi oleh Kate Winslet dan Leonardo di Caprio tersebut memenangkan banyak Oscar pada tahun tersebut. Kisah cinta mereka membuai banyak orang, bahkan mampu melelehkan air mata. Bukan romantisme cinta sepasang anak manusia ini yang saya jadikan bahan pengingat. Kapal Titanic itu sendiri yang saya jadikan tonggak pengingat.
Kapal yang begitu besar dan bagus itu, ternyata tidak dilengkapi dengan sarana penunjang keselamatan yang memadai, misalnya kapal sekoci yang mencukupi. Tiadanya kapal sekoci yang mencukupi ini adalah hasil kepongahan perancang kapal dan pemilik kapal. Mereka mengatakan bahwa kapal itu tidak mungkin karam, tidak mungkin tenggelam, maka sekoci tidak dibutuhkan.
Sebuah kesombongan yang harus dibayar mahal. Penyebab utama karamnya kapal ini masih saja menjadi perdebatan. Namun alasan yang utama dan cukup kuat adalah kapal itu tidak kuasa menahan benturan dengan karang es. Pada pelayarannya yang pertama, kapal ini karam di Samudra Atlantik, sebelah selatan Newfoundland Kanada.
Kawan, sekali lagi saya katakan, Titanic itu adalah sebuah tanda pengingat. Pengingat agar manusia tidak terlalu sombong dan takabur. Bersikap hati-hati, mematuhi segala standart keamanan akan banyak menolong. Mereka yang sudah berhati-hati dan bersikap bijaksana saja masih bisa mengalami hal buruk, apalagi jika bersikap tidak hati-hati dan kurang bijak.
Kawan, 98 tahun yang lalu Titanic karam karena kecerobohan dan kesombongan percancang dan pemiliknya. Semoga kita tidak mengalami kemalangan karena bersikap ceroboh dan pongah. Semoga kita bersikap hati-hati dan bijak dalam setiap langkah. Selamat pagi.

Salam,
Melbourne, 14-04-10

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: