Hal - Hal Yang Perlu Diperhatikan Muslimah

Rabu, 13 Januari 2010

kebanyakan saudari muslimah secara tidak sadar atau karena belum tahu hukumnya dalam islam, melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat islam. Hal-hal yang dilarang keras bahkan pelakunya diancam siksaan yang pedih. Padahal Allah sudah memberikan tuntunan dan peringatan serta balasan atas perbuatan yang dilakukan.
1. Kewajiban memakai Jilbab
Masih saja ada yang menanyakan(menyangsikan) kewajiban berjilbab. Padahal dasar hukumnya sudah jelas yaitu:

o Surat Al-Ahzab ayat 59 (33:59)

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan hijab keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebihi mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
o Surat An-Nuur: ayat 31 (24:31)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasanny, kecuali yang biasa tampak padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putri mereka atau putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau buda-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung ”

“(Ini adalah) satu surat yang kami turunkan dan kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya”. (An-Nuur:1)

Ayat pertama Surat An-Nuur yang mendahului ayat-ayat yang lain. Yang berarti hukum-hukum yang berada di surat itu wajib hukumnya.
o Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya:
“Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi (yang bukan mahram/halal nikah), kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.”
o Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.”
o Al-Qurthubi berkata: Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya :
“Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Semoga Allah memberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.”
o Juga berdasarkan sabda Nabi shalallohu 'alahi wa sallam:
“Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai imamnya (penguasa) serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

Masihkah menyangsikan kewajiban mamakai Jilbab?
2. Menggunjing, Gosip = Ghibah
Maaf saudari muslimah, ini juga sangat2 sering dilakukan tanpa sadar. Begitu saja terjadi dan tiak terasa bahwa itu salah satu dosa, karena begitu biasanya. Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah berikut ini:

“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Allah berfirman:

” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
3. Menjaga Suara
Suara empuk dan tawa canda seorang wanita terlalu sering kita dengarkan di sekitar kita, baik secara langsung atau lewat radio dan televisi. Terlebih lagi bila wanita itu berprofesi sebagai penyiar atau MC karena memang termasuk modal utamanya adalah suara yang indah dan merdu. Begitu mudahnya wanita memperdengarkan suaranya yang bak buluh perindu, tanpa ada rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal Dia telah memperingatkan:

“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)


4. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah bersabda : “Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah)”. (HR. At Tirmidzi, dishahihkan dengan syarat Muslim oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi`i dalam Ash Shahihul Musnad, 2/36).
Sebagai muslimah harus menjaga suara saat berbicara dalam batas kewajaran bukan sengaja dibikin mendesah-desah, mendayu-dayu, merayu, dan semisalnya. Wallahu a’lam
5. Mencukur alis mata
Abdullah bin Mas'ud RadhiyAllohu 'anhu, dia berkata :

"Alloh Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Alloh".

Mencukur alis atau menipiskannya, baik dilakukan oleh wanita yang belum menikah atau sudah menikah, dengan alasan mempercantik diri untuk suami atau lainnya tetap diharamkan, sekalipun disetujui oleh suaminya. Karena yang demikian termasuk merubah penciptaan Allah yang telah menciptakannya dalam bentuk yang sebaik- baiknya. Dan telah datang ancaman yang keras serta laknat bagi pelakunya. Ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.
6. Memakai Wangi-wangian
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata: Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam bersabda:

“Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda shalallohu 'alahi wa sallam:

“Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanah).

Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah: Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian tercium olehnya. Maka Abu Hurairah berkata :

Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133).

Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata :

“Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki” (Al-Munawi : Fidhul Qadhir).

Syaikh Albani mengatakan: Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Berkata Al-Haitsami dalam AZ-Zawajir II/37

“Bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar meskipun suaminya mengizinkan”.
Selanjutnya tentang pakaian seorang muslimah. Fenomena jilbab sangat bagus saat ini, tetapi sangat disayangkan dalam pelaksanaannya masih jauh dari yang disyariatkan, jilbab gaul istilahnya.

6. Memakai Pakaian transparan dan membentuk tubuh/ketat

Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali tidak trasparan. Jika transparan, maka hanya akan mengundang fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda :

“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk.” (At-Thabrani Al-Mujamusshaghir : 232).


Di dalam hadits lain terdapat tambahan yaitu :
“Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim).


Ibnu Abdil Barr berkata :
“Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dans tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang.” ( Tanwirul Hawalik III/103).


Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsanya Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju Qibtiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata :

“Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis !. Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis,namun ia menggambarkan lekuk tubuh.” (H.R. Al-Baihaqi II/234-235).


Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam pernah memberiku baju Qibtiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku: “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qibtiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaikan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda :

“Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Qibtiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi : Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441).


Aisyah pernah berkata:
” Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya (Ibnu Sad VIII/71).


Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus mengenakan seluruh pakainnya :
Baju, khimar dan milhafah (mantel)” (Ibnu Abi Syaibah: Al-Mushannaf II:26/1).

7. Memakai Pakaian menyerupai pakaian Laki-laki

Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya. Dari Abu Hurairah berkata:

“Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria” (Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi).


Dari Abdullah bin Amru yang berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam bersabda:
“Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad II/199-200)

Dari Ibnu Abbas yang berkata: Nabi shalallohu 'alahi wa sallam melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda :
“Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan.”


Dalam lafadz lain :
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria.” (Al-Bukhari X/273-274).

Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shalallohu 'alahi wa sallam bersabda:
“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu).” ( Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati Adz-Dzahabi).

Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan hukum dalam masalah pakaian saja.

8. Memakai Pakaian menyerupai pakaian Wanita Kafir

Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya :

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik(Al-Hadid:16).”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya:
“Janganlah mereka seperti...” merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan (Al-Iqtidha... hal. 43).

Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan ayat ini (IV/310): Karena itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala melarang orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Allah berfirman : Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad).“Raaina” tetapi katakanlah “Unzhurna” dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih” (Q.S. Al-baqarah:104).

Lebih lanjut Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (I/148): Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek.

Jika mereka ingin mengatakan “Dengarlah kami” mereka mengatakan “Raaina” sebagai plesetan kata “ruunah” (artinya ketotolan) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46. Allah juga telah memberi tahukan dalam surat Al-Mujadalah ayat 22, bahwa tidak ada seorang mu’min yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mu’min, sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.

Muhasabah Harian Seorang Muslim
1. Apakah anda selalu sholat Fajar(Subuh) berjama'ah di Masjid setiap hari?

Sabda Rasul:
"Barangsiapa muslim laki-laki dekat dengan mesjid tidak sholat Isya dan Subuh dalam waktu yang panjang dapat dikatakan hatinya munafik."

Karena sebenarnya pada kedua waktu ini orang muslim sebaiknya berjamaah dan tingkat pahala yang terbanyak diberikan pada waktu itu.Untuk muslim laki-laki diutamakan sholat berjamaah di mesjid sedangkan muslimah diutamakan untuk sholat di rumah karena keluar rumah pada wanita pada saat urgent.Adapun bila mereka sholat dimesjid untuk tujuan silaturahmi dan talabul ilmu.

2.Apakah anda selalu menjaga sholat lima waktu dengan berjama'ah di Masjid?

Contohnya sholat jum'at adalah wajib dilakukan dan biasanya berjamaah di mesjid. Untuk sholat-sholat sunnah baik muslim maupun muslimah dapat melakukannya di rumah saja.

3.Apakah anda rutin membaca dzikir setiap selesai sholat wajib?

Sabda Rasul:
"Barangsiapa yang sholat tanpa membaca wirid sama dengan tidak butuh kepada Allah."

Firman Allah:
"Wahai sekalian manusia, kalian itu sangat lemah sedangkan Allah maha kaya dan terpuji, maka memohon dan berdoalah kepadaNya."

Dzikir yang biasa kita lakukan yaitu astaghfirullah sebanyak 3 kali, Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah sebanyak 33 kali serta Allahu Akbar sebanyak 33 kali.

Muad bin Jabar pernah ditanya yaitu janganlah kamu lupa membaca dzikir selepas sholat. Hal ini didukung oleh firman Allah yang kurang lebih artinya:
"Ya Allah bantulah kami untuk selalu ingat kepada mu dan bersyukur kepadamu dan bantulah kami untuk beribadah kepadamu."

4.Apakah anda selalu menjaga sholat sunnah Rowatib sebelum dan sesudah sholat wajib?

Sholat sunnah yang dijalankan sebelum dan sesudah sholat fardlu yaitu sholat sunnah rowatib. Jadi Rowatib yaitu sesuatu yang menyertai sholat wajib.

Sabda Rasul:
"Barangsiapa yang menyakiti apa yang kucintai berarti menantangku."

"Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan yang Kuwajibkan kepada yang Kucintai."

"Yaitu apabila seorang hamba telah melaksanakan ibadah sholat yang wajib-wajib dan sunah."

5.Apakah anda melaksanakan sholat dengan khusuk dan menghayati apa yang anda baca?

Sholat adalah munajat kepada Tuhan, oleh sebab itu shalat yang tiada dikerjakan dengan khusyu'/kehadiran hati dan kata-kata yang alpa dan hina, adalah lebih buruk keadaannya daripada orang yang tidak melakukan khidmah sama sekali.

Alhasan berkata:
"Tiap-tiap sholat yang tidak disertai kehadiran hati, maka shalat itu lebih mencepatkannya kepada siksaan". (sumber, buku rahasia terkabulnya doa, karangan Marzuki Aqmal)

Allah memuji orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya. Firman Allah dalam Surat Al Mu'minun Surat 23 ayat 1 dan 2 yang artinya:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman"

"(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya".

Allah menyipatkan mereka yang khusyu' dengan keberuntungan,kemudian dengan balasannya, berupa syurga Firdaus. Firman Allah dalam surat 23 Surat Al Mu'minun ayat 10 dan 11 yang artinya:
"Itukan orang-orang yang mempusakai, mereka mempusakai syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya".

Dalam Surat 17 Surat Al Israa' ayat 78 dan 79 disebutkan bahwa:
"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."

"Dan pada sebahagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."

6. Apakah anda hari ini sempat mengingat mati dan azab kubur?

Kematian adalah suatu peristiwa besar, bagaimana menghadapinya itu suatu yang luar biasa. Hidup itu punya satu tujuan khusnul khotimah yaitu mendapatkan akhir yang baik. Diantara orang yang dekat dengan Allah yaitu bila orang tersebut selalu ingin segera menemui RabNya.

Kalau kita takut mati berarti keimanan kita masih dipertanyakan, ini merupakan suatu penyakit yaitu cinta dunia takut mati. Kenapa takut mati? Menemui sang kekasih (Allah). Takut mati menunjukkan sesuatu yang salah. Mengingat mati adalah persiapan kepada kematian.

7.Apakah anda hari ini sempat membayangkan Hari Kiamat dan kedahsyatannya?

Percaya kepada hari akhir merupakan salah satu rukun Iman. Dengan membayangkan hari kiamat dan kedahsyatannya diharapkan kita lebih mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan mentadaburkan Al Qur'an dan hadist, dan mengaplikasikan amar makruf nahi mungkar yaitu menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

8.Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak tiga kali dengan sungguh-sungguh agar dimasukkan ke dalam surga?

Maka sesungguhnya barangsiapa yang meminta yang demikian, surga akan berkata, "Ya Allah masukkanlah ia ke dalam surga". (Shohih Riwayat Tirmidzi)

9.Apakah anda sudah meminta perlindungan kepada Allah dari api neraka sebanyak tiga kali?

Maka sesungguhnya barangsiapa yang meminta yang demikian, Neraka akan berkata, "Ya Allah hindarkanlah ia dari neraka".(Shohih Riwayat Tirmidzi)

10.Apakah anda hari ini sempat membaca hadits Nabi SAW?

Nabi Muhammad adalah orang paling pantas dicintai.

Umar bin Khatab pernah berkata:
"Demi Allah aku mencintai Rasulullah SAW melebihi apapun di dunia ini bahkan melebihi cintaku pada diriku."

Rasul bersabda:
"Tidaklah sempurna keimanan seseorang hingga aku lebih engkau cintai dari keluarga, ortumu dan seluruh isi bumi ini"

Ini merupakan bukti petunjuk bahwa kita musti mencintai Rasulullah SAW melebihi cinta kepada yang lainnya. Sesuai dengan firman Allah yang artinya:
"Sesungguhnya Muhammad diutus untuk memelihara akhlak yang luhur".

Ajaran Rasulullah SAW dapat diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan manusia, oleh karena itu sudah seharusnya kita membaca Hadist dan sejarah kehidupan Rasulullah SAW.

11.Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik?

Setiap orang akan berpikir untuk bersama orang yang dicintainya. Namun demikian kita sebaiknya berhati-hati, sebab kepada siapa kita dekat sangat berpengaruh terhadap diri kita. Contohnya dekat dengan orang yang baik maka akan ikut menjadi baik, sebaliknya bila dekat dengan orang yang tidak berakhlak, kurang lebih hasilnya akan sama.Cara yang paling tepat untuk mengetahui baik tidaknya orang tersebut yaitu "Kalo ingin tanya tentang seseorang tanyakan kepada teman dekatnya".

Dalam surat Al Furqaan Surat 25 ayat 72 disebutkan:
"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang)yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)dengan menjaga kehormatan dirinya."

Adalah tidak mungkin kebaikan nyampur dengan yang jelek kecuali untuk tujuan mengIshlah/memperbaiki.

12.Apakah anda telah berusaha menghindari banyak tertawa dan bergurau?

Terlalu banyak tertawa dan bergurau akan mematikan hati. Hidup adalah perjuangan, terlalu banyak bergurau menunjukkan orang yang tidak berjuang.

Bercanda adalah berolok-olok, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Kebanyakan bercanda disisipi dengan ejekan. Bercanda ada dua macam:
a.Bercanda yang menyinggung pribadi pihak lain, denga merendahkan atau menyakitinya, baik dilakukan dengan lisan maupun dengan perbuatan. Bercanda jenis ini akan mengurangi harga diri seseorang, dan jelas bertolak dalam Islam.
Imam 'Ali as berkata, "Bercanda itu mewariskan kedengkian."

Beliau juga berkata, "Tidaklah seseorang bercanda kecuali dia memuntahkan akalnya."

b.Bercanda dengan maksud menghibur, bukan untuk menyakiti pihak lain. Bercanda jenis ini tidak mengapa hingga batas-batas yang diperkenankan akal.
(sumber: Buku "Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, Khalil Al-Musawi)

13.Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah?

Ada tujuh golongan yang nantinya selamat diakhirat:
-pemimpin yang adil
-seorang pemuda yang khusuk dalam beribadah kepada Allah
-seseorang yang hatinya terpaut kepada mesjid, disebutkan pula bahwa menjaga mesjid merupakan bentuk perjuangan nilainya lebih tinggi daripada berjuang di medan pertempuran
-dua orang yang saling mencintai karena Allah, wujudnya yaitu mengajak pasangannya menuju kebaikan dan bila melihat kemungkaran segera mengingatkan.
-seorang hamba yang selalu ingat kepada Allah.Ketika menyepi matanya berkaca-kaca dan selalu berdoa dan memohon: "Ya Allah aku mohon perlindungan kepadamu dari nafsu yang tidak
pernah puas, ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak pernah tenang, amal yang tak diterima, mata yang tak pernah menangis". Dicontohkan bahwa Abu Bakar As Shidiq adalah laki-laki yang sering menangis karena takut kepada Allah.

14.Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari?

Dalam surat Al Hujuraat surat 49 ayat 2 disebutkan:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari."

Adalah dosa besar apabila kita hanya bisa berkata namun tidak diamalkan. Berdzikir merupakan bentuk shodaqah atau amalan untuk menghindari neraka. Dan sebaik-baiknya amalan ialah bila amalan itu dilakukan secara kontinyu. Bentuknya bisa dengan membaca Al Fathihah dan ayat kursi sehabis sholat bila lupa membacanya maka terkena denda untuk membaca sebanyak sepuluh kali.

15.Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa anda?

Setiap manusia pasti pernah buat salah, namun sebaiknya manusia itu menyadarinya lantas bertaubat dan Allah Maha penerima taubat. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya setiap anak Adam bersalah, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat."

Allah membukakan pintu tobat yang luas bagi anda, ini merupakan karunia dan kasih sayang Allah kepada anda, maka kewajiban anda adalah menyesali kesalahan-kesalahan anda dan bertobat kepadaNya dengan tobat nasuha(tobat yang sungguh-sungguh).

16.Apakah anda telah sungguh-sungguh meminta kepada Allah untuk MATI SYAHID?

Mati syahid adalah jalan menuju surga.Ini merupakan jalan tercepat menuju dua titik yaitu garis lurus. Namun demikian fenomena menunjukkan adanya pengkaburan makna jihad di dunia barat, jihad dianalogikan sebagai teror.Bahkan seringkali orang memandang mati syahid itu hanya diwujudkan dengan mati di medan pertempuran.

Sebenarnya bisa juga dalam bentuk lain, contohnya:
Syahid bagi wanita bisa meninggal ketika melahirkan bayinya.
Sedangkan syahid bagi laki-laki yaituseluruh hidupnya dibaktikan kepada kejayaan Islam.

Karena Rasulullah SAW telah bersabda:
"Barangsiapa yang memohon kepada Allah dengan sungguh-sungguh untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada' meskipun ia meninggal di atas tempat tidur" (Shahih riwayat Ibnu Majah, Tirmidzi,Nasai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)

17.Apakah anda hari ini telah berdo'a kepada Allah agar ia menetapkan hati anda di atas Dien Nya?

Allah SWT berfirman dalam surat 2 Surat Al Baqarah ayat 186 yang artinya:
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu."

Doa adalah Ibadah. Hidup juga merupakan ibadah. Sehingga kehidupan itu bisa dengan mengaplikasikan doa, sebagaimana doa itu adalah senjata bagi orang mukmin.

18.Apakah anda hari ini telah mengambil waktu dan tempat dimana do'a tidak akan ditolak?

Salah satu adab berdoa yaitu memilih waktu-waktu yang mulia diantaranya:

a. bertepatan dengan Arafah
Hadist Nabi dalam kitab Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya dari Nabi SAW:
"Doa yang paling utama adalah do'a pada hari 'Arafah." Dan ucapan yang paling utama yang kuucapkan dan yang diucapkan para Nabi-nabi sebelum aku adalah: "LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI IN QADIIRUN" artinya: Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagiNya, bagiNya segala kekuasaan dan BagiNYa segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al Adzkar 147)

b.Selama bulan Ramadhan
Rasulullah SAW bersabda:
"Jika tiba bulan Ramadhan, maka dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka, dan dibelenggu (dirantai) semua syaitan." (HR Bukhari Muslim)

c.Memilih hari jum'at
Hadist Nabi SAW dari Abu Hurairah ra:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika membicarakan tentang hari jum'ah, beliau berkata: Pada hari itu ada saat, tiada seorang Muslim yang sedang sembahyang yang bertepatan saat itu, lalu memohon kepada Allah, melainkan Allah akan pasti memberinya, tetapi saat itu hanya sebentar (sedikit)." (HR Bukhari Muslim)


d.Pada waktu sahur (malam tinggal sepertiga)
Allah berfirman dalam surat Ad Dzariyaat ayat 17 dan 18: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di waktu menjelang subuh mereka beristighfar (memohon ampunan)".

Dalam surat Al Israa' ayat 79 disebutkan:
"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu,mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."

19.Apakah anda hari ini telah memintakan ampun bagi saudara-saudara seiman anda dan juga bagi para MUJAHIDIEN di jalan Nya?

Bantuan yang baik bagi mujahidien yaitu dengan doa.

20.Apakah anda telah mempelajari dan menelaah buku-buku tentang Islam?

Islam adalah minhajul hayat atau the way of life, mempelajarinya adalah wajib karena Islam dapat mengatur semua tatanan kehidupan manusia.

21.Apakah anda hari ini telah memuji dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat Nya?

Bila kita bersyukur kepada Allah biasanya Allah akan menambahkan nikmat dan limpahan rahmatNya kepada kita, sebaliknya bila kita kufur atau tidak bersyukur, maka balasannya yaitu adzab.

Allah SWT berfirman dalam surat Ibrahim surat 14 ayat 7 yaitu:
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kenikmatan kepadamu."

Bersyukur adalah kunci bertambahnya rezeki dan keberkahan yang Allah SWT turunkan kepada hamba-hambaNya. Sebaliknya, kufur terhadap nikmat menghancurkan rezeki. Ketahuilah bersyukur kepada Allah akan melahirkan sifat qana'ah (merasa cukup), sedangkan kufur nikmat melahirkan sifat tamak dan rakus.

Imam Ali as berkata:
"Jika sampai kepadamu berbagai kenikmatan maka janganlah kamu lari, walaupun dengan sedikit bersyukur." (sumber:"Bagaimana membangun kepribadian anda", karangan Khalil Al Musawi)

22.Apakah anda hari ini telah menyisihkan harta untuk bersedekah kepada yang membutuhkannya?

Allah SWT berfirman:
"Perumpamaan (harta yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang mengeluarkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebuah butir yang menumbuhkan tujuh tangkai, yang pada tiap-tiap tangkai terdapat seratus butir. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang dikehendakiNya." (QS Al Baqarah:261)

Salah satu ajaran yang diperintahkan oleh Al Qur'an dan mendapatkan perhatian yang besar di dalam Islam adalah berinfak di jalan Allah SWT. Karena dari satu sisi hal itu merupakan manifestasi kedermawanan seseorang, dan dari sisi lain merupakan faktor kemajuan dan sarana untuk melawan kelaliman.

Berinfak di jalan Allah, di samping berinfak dengan harta, juga mencakup berinfak dengan usaha, waktu, dan lain-lain. Imam 'Ali as berkata:
"Janganlah kamu menahan infak di dalam ketaatan kepada Allah,lalu kamu infakkan hartamu di dalam maksiat kepada Allah."
Beliau juga berkata:
"Sedekah adalah obat yang manjur."
(sumber: buku "Bagaimana Membangun Kepribadian Anda",karangan Khalil Al-Musawi)

23.Apakah anda telah berusaha untuk menahan marah karena kepentingan pribadi dan kemudian berusaha untuk marah hanya semata-mata karena Allah?

Marah adalah salah satu bentuk penyakit jiwa, itu bila dengan maksud menyakit pihak lain untuk kepentingan pribadi, tetapi bila marah dengan niat mengingatkan orang lain ketika melihat kemungkaran atau marah karena untuk kebaikan terlebih lagi bila motivasi marah itu hanya semata-mata karena Allah adalah wajib untuk dilaksanakan.

24.Apakah anda telah menjauhi sifatsombong,riya' (pamer) dan membanggakan diri sendiri?

Supaya tingkah lakumu menjadi bijaksana maka, sebesar apapun harta, ilmu, akhlak dan kesejahteraan yang anda miliki, anda harus bersikap tawaduk (rendah hati). Ketahuilah bahwa manusia membenci orang yang bersikap sombong kepadanya dan mencintai orang yang bersikap tawaduk kepadanya, sebagaimana aliran air menyukai tempat yang merunduk kepadanya (rendah). Jadilah Anda seperti tangkai gandum yang penuh berisi, yang merunduk karena banyak mengandung isi.

Ujub atau bangga diri adalah penyakit yang mematikan bagi banyak hal. Dia adalah penyakit bagi akal,ilmu, niat iklas, dan kemajuan. Betapa banyak orang yang berakhlak mulia, lalu dia merasa bangga dengan akhlak dirinya sehingga akhirnya dia menjadi orang yang menyimpang dari akhlak yang mulia.So..hindarilah sifat ujub, sombong dan riya.

25.Apakah anda bersilaturahmi (menyambung tali persaudaraan) dengan saudara seiman anda?

Bersilaturahmi sangat dianjurkan dalam Islam, terlebih lagi dengan saudara yang seiman. Memutuskan tali persaudaraan adalah dosa yang besar. Bagaimana wujud silaturahmi bisa dengan berkunjung atau menyebarkan salam.

26.Apakah anda telah mendakwahi keluarga,kerabat dan tetangga anda?

Hukum berdakwah itu wajib sesuai dengan sabda Rasul: "Sampaikanlah walau satu ayat".

27.Apakah anda hari ini telah menunjukkan bakti anda kepada orang tua anda?

Orang yang patut kita cintai dan berbakti setelah Allah yaitu orang tua atau ayah dan ibu kita. Adalah dosa yang sangat besar bila kita durhaka terhadap orang tua, dan balasan siksaannya tidak akan ditunda pada hari kiamat.

28.Apakah anda hari ini telah membaca do'a:
Allahumma innii a'uudzu bika an usyrika bika wa ana a'lam, wa astaghfiruka bika mimmaa laa a'lam

Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari mempersekutukan Engkau sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampunan kepada Mu dari segala dosa yang tidak kuketahui (Shahih Riwayat Ahmad)

Karena barangsiapa yang selalu berbuat demikian Allah akan menghapus dosa syrik yang ada padanya
29.Apakah anda telah berusaha meninggalkan ucapan yang tidak ada manfaatnya?

Barang siapa yang beriman maka berucaplah dengan kata-kata yang baik atau dengan diam.

30.Apakah anda telah membersihkan lisan anda dari iri, dengki, pamer, mengumpat, mengadu domba dan debat kusir?

Disebutkan bahwa bila seseorang hanya melakukan ibadah ritual namun suka menyakiti saudaranya maka amalannya akan habis/bangkrut.








































Ucapkanlah Hamdalah Bila..

ALHAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.
Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan di sini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berrkata, 'ALHAMDU LILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan'".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga....
"Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini.



"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat ....
Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian ...
maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia.

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ...
maka engkau termasuk orang yang sangat beruntung.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum,
maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatinya kita semua.
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa,
'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ".
(QS:Ibrahim (14) :7 )

"Terima kasih, Allah!
Terima kasih, Allah, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku seseorang yang istimewa untuk saling berbagi".

Allah memang tidak selalu menjawab doa kita menurut kehendak kita, tetapi jika kita tulus berdoa, Dia akan mengambil keinginan kita yang bertentangan dengan kehendakNya. Masalah terbesar dari doa adalah bagaimana membiarkannya mengalir dan mengizinkan Allah menjawab dengan cara-NYA


Jangan pernah merasa rendah di hadapan manusia, karena engkau juga istimewa
Keep smile PUTRI…..



Menjadi akhwat sejati... Niscaya akan membuat iri dan cemburu para Bidadari....Menjadi dambaan bagi mereka para insan berjiwa Rabbani....!! menjadi dambaan bagi mereka para pemilik ruh dakwah dan jihadiyah...serta para hamba Allah yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang
semu…….Akhwat sejati bukanlah dilihat dari pandainya dia merayu dan banyaknya airmata yang menitik, tetapi dari
ketabahannya menghadapi liku-liku kehidupan. Pancaran kasih sayang melesat tajam dari tiap nada bicara yang keluar
dari bibirnya. Dia yang memiliki perasaan yang tajam untuk selalu berbuat ihsan kala ditempat umum maupun kala sendiri...









Tamu istimewa

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah SWT tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita. Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita. Apa yang kita akan lakukan? Mestinya kita akan berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita. Beliau tentu tersenyum.
Tapi barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar didepan pintu karena kita teringat video CD rated 17+ yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut kedalam. Beliau tentu tetap tersenyum.
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah tak berpakaian yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada diruang samping dan kita meletakkannya diruang tamu. Beliau tentu tersenyum.
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?
Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hapal lagu barat daripada menghapal sholawat kepada Rasulullah SAW, Barang kali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita. Beliau tentu tersenyum.
Barang kali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah SAW dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Power Ranger atau kelompok Band peter pan. Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang Shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW. Beliau tentu tersenyum.
Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi CD kita dan anak-anak kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita?
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berkumandang. Beliau tentu tersenyum.
Barang kali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk didepan TV. Barang kali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barang kali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barang kali kita manjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Beliau tentu tersenyum.
Barang kali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barang kali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih disitu.
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul didepan pintu rumah kita Apa yang kita akan lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah Masihkah beliau tersenyum? Senyum pilu, senyum sedih, dan senyum getir Oh, betapa memalukannyan kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.






Andai saya boleh berandai-andai, andai setiap hari adalah hari kondangan. Tapi saya yakin banyak orang yang akan protes. Karena kondangan berarti menghadiri undangan hajatan khitanan atau walimahan sahabat, atasan atau bawahan di kantor, keluarga dekat, tetangga—sekampung, beda kampung, beda kota; dan bahkan ada kalanya undangan itu datang dari orang yang tidak kita kenal sama sekali. Misal, undangan secara lisan dengan metode kolenang yaitu satu kampung diundang semua tanpa memperhatikan apakah orang yang diundang itu mengenal shobibul hajat atau tidak. Atau menghadiri hajatan mereka yang sengaja tidak mengundang, tetapi tetap menyediakan kombongan untuk menyambut kalau-kalau ada tetangga dekat yang datang.
Dan tentu saja, kita datang tidak semata dengan tangan kosong. Meskipun di kartu undangan atau yang diucapkan secara lisan oleh orang yang dipercaya menyampaikan undangan dengan jelas menyebutkan: untuk memberikan doa dan restu atas syukuran khitan atau walimah. Tetap saja, kita merasa tidak enak kalau datang hanya untuk memberikan doa dan restu atas syukuran khitan atau walimah, mencicipi hidangan yang tersedia—dan memang disediakan, makan, minum, dan kemudian pamit untuk pulang tanpa memberikan apa-apa.
Sehingga pada akhirnya seperti yang sudah menjadi tradisi, ada yang ngamplop, memberi kado, membawa beras, dan berbagai jenis makanan lainnya, atau membawa seekor ayam jago seperti tradisi di kampung kelahiran saya di Sumatera sana. Yang jika diringkas, intinya adalah kondangan—bagi sebagian besar orang, berarti menyumbang. Tidak lebih.
Tapi sungguh, bukan hal itu yang ingin saya bahas pada kesempatan ini. Tetapi tentang hal lain yang saya pikir jauh lebih urgent untuk kita gali sebagai sebuah wacana.
Seperti pagi ini, saya duduk-duduk di teras rumah memperhatikan ibu-ibu muda dan tua, dan beberapa gadis remaja berangkat kondangan beriringan menuju rumah tetangga dekat yang sedang syukuran walimatul ‘ursy. Dari tak kurang seratusan warga kampung saya dan kampung sebelah yang berangkat kondangan—tidak ada yang non muslim di kampung saya, hanya ada satu-dua yang tidak mengenakan busana muslimah; jilbab lengkap dengan gamisnya.
Dari yang paduan warnanya sangat serasi dan tampak anggun pada pemakainya, hingga yang acakadul (eh ada tidak ya istilah ini?) pilihan warnanya sampai-sampai saya tersenyum dikulum. Dari yang kainnya warna kalem hingga ngejreng. Dari yang ukuran jilbabnya lebar hingga yang kekurangan bahan. Semua ada. Ya, kampung kecil saya seperti berubah menjadi Kota Santri pagi ini. Alhamdulillah, syukur saya sambil diam-diam berdoa semoga hari-hari seterusnya tetap seperti pagi ini.
Namun ternyata harapan tinggal harapan, bahkan tidak perlu menunggu hari esok tiba. Sepulang dari acara kondangan itu, mereka—para wanita di kampung saya, sudah menanggalkan jilbab dan gamis mereka dan menggantinya dengan pakaian ‘ala kadar’-nya kembali. Ada yang cukup memakai kaos tipis, celana pendek, atau maaf, bangga hanya dengan memakai kaos dalam saat keluar rumah. Tanpa merasa malu atau berdosa. Begitulah fakta yang ada.
Saya jadi teringat beberapa waktu lalu di bulan Ramadhan. Saat itu seorang pembicara kultum shalat Tarawih menyatakan rasa syukurnya tentang fenomena maraknya pemakai jilbab—khususnya ibu-ibu yang sudah lanjut usia, di lingkungan warga kami. Dia menyebutnya sebagai “tradisi” yang baik. Tanpa menegaskan bahwa sesungguhnya memakai jilbab bukanlah semata hanya “tradisi” yang perlu dilestarikan, melainkan juga sebuah kewajiban bagi setiap wanita muslimah yang sudah kedatangan haid. Bahwa jilbab harus dipakai tidak hanya saat mendatangi pengajian di masjid, pergi kondangan, takziah, ke sekolah dan kampus yang “mewajibkan” para siswi dan mahasiswinya berjilbab, atau di saat usia sudah tua saja.
Namun di manapun dan kapanpun tanpa membedakan wanita paro baya, lanjut usia, atau masih remaja. Karena begitulah yang diperintahkan dalam Kitab Suci.
Maka beri peringatanlah karena sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. [Q.S. Al-Ghaasyiyah: 21-22]
Tetapi satu hal pasti yang saya ketahui saat ini, mereka—para wanita di kampung kecil saya, tidak memakai jilbab bukan lantaran mereka tidak memilikinya. Buktinya mereka selalu tampil lengkap dengan busana muslimah setiap berangkat kondangan. Saya yakin sekali itu.
Bagaimana dengan para wanita di kampung Anda? Apa yang telah Anda coba usahakan untuk mengingatkan mereka?

0 saran,Bagaimana Menurut Anda??klik disini: